Kamis, 10 Mei 2018

Salah dan Benar


SALAH DAN BENAR
Oleh ; Febri Satria Yazid
               
                Menurut kamus besar bahasa Indonesia , kata salah mempunyai  pengertian tidak benar, keliru , khilaf ,menyimpang dari yang seharusnya. Sementara itu kata  benar mempunyai arti sebagaimana harusnya , betul atau tidak salah.
                Menyatakan suatu peristiwa salah atau benar tentu harus menggunakan tolok ukur yang sama agar tidak terjadi penilaian yang berbeda terhadap suatu kejadian yang kita alami, sering kita mendengar  pernyataan ‘ kadang-kadang kita berpikir semuanya salah , namun kita tidak menyadari bahwa Allah Swt mengatur segalanya dengan baik ‘ dan pada sisi lain sering juga kita mendengar atau membaca pernyataan bahwa salah dan benar itu relatif
                Apa betul pernyataan yang menyatakan bahwa salah dan benar itu relatif ?. Mereka yang membenarkan pernyataan itu mempunyai alasan bahwa salah atau benar erat kaitannya dengan aturan hukum  nilai-nilai budaya setempat. Apa yang salah di suatu daerah /tempat bisa jadi hal yang biasa dan benar menurut daerah lain, misalnya hidup bersama tanpa ikatan pernikahan di bebarapa Negara tidak dinilai salah dan sah-sah saja,atau ada  juga contoh  lain melakukan  'cipika cipiki'  jika bertemu dengan saudara atau teman yang bukan muhrim  , yang tadinya tabu bagi seseorang , menjadi hal yang lumrah saja akibat kebiasaan .
                Perbedaan penilaian atas suatu kejadian berbeda akibat tolok ukur dan aturan yang digunakan berbeda. Jika demikian halnya tentu bagi umat Muslim pernyataan bahwa salah atau benar itu relatif tidaklah berlaku,karena bagi umat Islam setiap tindakan yang dilakukan manusia disimpulkan salah atau benar mengaju kepada kitab suci Al-quran ,sehingga tidak ada yang menjadi abu-abu apalagi dapat diputar balik yang salah menjadi benar atau sebaliknya , karenanya Al-quran disebut juga Al-furqan yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah pembeda ( salah atau benar ).Maha suci Allah  yang telah menurunkan Al-furqan ( Al-quran) kepada hambaNya , agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam  (QS 25;1).
                Terjadinya perang pemikiran ( ghouzul fikri ) yang dilancarkan dari media kepada masyarakat ,jika sampai kepada lapis masyarakat yang rapuh pemahaman agamanya akan mengakibatkan terjadinya pembiasan terhadap nilai-nilai salah dan benar. Kehidupan hedonis  ,pergaulan bebas, minum khamar dan berjudi  yang pada awalnya mereka ketahui tidak sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia ,bisa terkikis dengan perlahan disebabkan oleh perang pemikiran tersebut.
                Peperangan fisik tidak lagi menjadi cara yang ampuh untuk menghancurkan tatanan kehidupan yang benar , perang pemikiran telah menjadi pilihan untuk memasukkan paham-paham tertentu agar masyarakat mengikuti apa yang benar menurut mereka dan Allah Swt menjelaskan bahwa hati nurani manusia itu mudah berubah , kadangkala di jalan yang benar dan adakalanya khilaf ,’Dan Kami bolak-balik hati dan penglihatan mereka ‘ (QS Al-An’am ; 10) dan hanya dengan berpegang kepada Al-quran sebagai petunjuk kehidupan manusia mampu memenangkan perang pemikiran . (FSY)
                 
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar