HEDONISME
Oleh : Febri Satria Yazid
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dijelaskan tentang Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat
sekitar tahun 433 SM.Hedonisme ingin
menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi
manusia?" Hal ini diawali dengan
Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir
manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan
bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak
mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi.
Perilaku kaum hedonis telah diingatkan
oleh Allah Subhanahu wata’ala,dalam firmanNya :
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ
الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ
عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada segala apa yang diingini (syahwat), yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (al-Jannah).”
(Ali Imran: 14)
Kalau
kita baca penjelasan Martin Seligman,
dalam bukunya Authentic Happiness, hidup yang penuh kesenangan, ketika sebanyak
mungkin kesenangan hidup telah dimiliki merupakan salah satu dari 3 macam bentuk kebahagiaan yg dicari oleh
manusia dalam kehidupan ini . 2 macam lagi bentuk kebahagiaan adalah ;
Hidup
yang nyaman ( good life ) ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan
manusia telah terpenuhi. Terpenuhinya semua keperluan hidup secara jasmani,
rohani dan sosial. Hidup yg aman, tentram, damai.
Dan
hidup yang bermakna ( meaningful life), lebih tinggi lagi dari tingkat
kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia
menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan.
Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain
dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yang timbul ketika banyak orang lain
mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, pleasure in giving, kebahagiaan
dalam berbagi. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ
الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang
Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
Bagi
para penganut paham hedonisme, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan
tujuan utama hidup, tidak peduli entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak.
Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati
hidup senikmat-nikmatnya. Di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup di jalani
dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari
golongan penganut paham ini lah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang).
Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang
menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok
engkau akan mati".
Pengajaran
atau konsep moral dari Hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan kesenangan.
Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia.
Dalam pengejaran dan pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan, hal-hal yang menjadi "etika" selalu diterjang.. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?,sudah lemahkah pagar iman dan agama ?
kalimat yang sering diucapkan oleh para hedonis:" kita tidak perlu pergi kesurga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini, kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita miliki”.
Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia.
Dalam pengejaran dan pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan, hal-hal yang menjadi "etika" selalu diterjang.. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?,sudah lemahkah pagar iman dan agama ?
kalimat yang sering diucapkan oleh para hedonis:" kita tidak perlu pergi kesurga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini, kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita miliki”.
Semoga dengan pagar
iman dan ilmu agama yang kita miliki, kita bisa menjalani kehidupan sesuai
dengan tuntunan dan tidak terjebak dalam kehidupan kaum hedonis, dapat menjalani
hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan (FSY)
Mudah mudahan kita tidak menjadi seorang Idealis pada kondisi "TIDAK BERDAYA" tapi menjadi Hedonis pada kondisi "BERLEBIH"
BalasHapus