Rabu, 02 Mei 2018

Anak Perempuan


 Anak Perempuan

 Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.Siapa yang mendidik dua anak perempuan hingga ia dewasa, maka ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan aku dan dia ….” Lantas Rasulullah Saw mendekatkan jari jemarinya. (HR. Muslim no. 2631). Apa alasannya kenapa sampai Islam lebih perhatian pada pendidikan anak perempuan? Ada beberapa alasan di sini ;
1.Karena ada sebagian orang yang kurang suka dengan anak perempuan seperti pada zaman  jahiliyyah sebelum  datangnya ajaran Islam.  Pada zaman itu, setiap lahir bayi perempuan, menyambut dengan rasa duka dan kemarahan yang luar biasa, keluarga mereka tega mengubur hidup-hidup,  .Itulah mengapa sampai disebut dalam hadits yang dikaji ini, anak wanita itu adalah ujian karena umumnya banyak yang tidak suka. Sebagaimana diterangkan pula mengenai keadaan orang musyrik. Allah Swt  berfirman,
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. (QS. An Nahl: 58).
2. Nafkah yang diberikan pada perempuan lebih banyak, karena kebutuhan perempuan bagi dari segi pakaian dan kelengkapan lainnya jauh lebih banyak daripada anak laki-laki.
3. Mendidik anak perempuan lebih susah. Menurut kamus besar Bahasa Idonesia, mendidik adalah memelihara dan memberi latihan ( ajaran , tuntunan ) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran . Menjaga kehidupan anak perempuan agar berkah dan terhormat ,karena kalau anak perempuan terlibat dalam pergaulan bebas dan terjadi sesuatu hal yang membuat aib bagi dirinya dan keluarganya. Menanamkan akhlak, bahwa jika anak perempuan dapat beraklak mulia dan berperilaku baik,maka kelak Allah Swt janjikan akan peroleh laki-laki sebagai pendamping hidupnya yang baik juga.Dalam surat An-Nur ayat 26 ‘perempuan keji adalah untuk laki-laki yang keji, perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik juga .
 4. Pendidikan yang baik pada anak perempuan akan membuat mereka mewariskan didikan tersebut pada anak-anaknya nanti dan wanita itulah yang bertindak sebagai pendidik di rumah.
Karakter anak dibentuk melalui pendidik di rumah, yakni membentuk akhlak atau budi pekerti dan sifat-sifat kejiwaan , membangun kualitas pribadi yang tangguh dalam menghadapi situasi yang sulit dan berbahaya.,Karakter yang baik menurut Maxwell (2011),lebih dari sekedar perkataan melainkan sebuah pilihan yang membawa kesuksesan  , yang dibangun sedikit demi sedikit , dengan pemikiran, perkataan,perbuatan, kebiasaan,keberanian, usaha keras dan bahkan dibentuk oleh kesulitan hidup’.
Seorang anak perempuan itu milik ayahnya semenjak lahir ke dunia, dimulai dengan proses me-iqomat-kan, melewati masa kanak-kanak dengan mengajak dan menemani bermain ,mendekatkan ikatan bathin ,menjaga dan mengajarkan tentang aspek sosial dan aspek moral, memberikan pemahaman tentang kodratnya sebagai seorang perempuan , membekali ilmu agama untuk membentengi diri dalam menjaga kehormatannya sebagai perempuan  sampai ayahnya yakin anak perempuannya telah tangguh baik secara lahir,maupun bathin, untuk hadapi segala macam realitas yang terjadi dalam kehidupan, hingga akhirnya  anak perempuannya dinikahkan oleh ayahnya.
Jika sang anak telah menemukan dan menetapkan laki-laki pilihannya sebagai suami,pendamping hidupnya,  maka Laki-laki tersebut hendaklah datang kepada  ayah perempuan pilihannya dengan penuh keberanian, dan menyatakan kesanggupan serta kemampuannya untuk mengambil alih tanggungjawab sebagai pemimpin yang melindungi perempuan yang hendak dia nikahi. Hal ini sepatutnyalah dilakukan laki-laki tersebut,karena ayahnya yang telah mengajarinya, memberinya makan melindunginya, dan membuatnya mengenal Allah,karenanya ayahnya pula yang paling tahu perihal putrinya  jelas-jelas lebih tahu lelaki mana yang sanggup menggantikannya,karena menikahi seorang perempuan itu berarti menggantikan ayahnya  mengambil semua tanggungan ayahnya atas diri perempuan itu,memberinya makan, pakaian, kediaman, menyayangi, melindungi, jadi sandaran baginya,suami itu pemimpin dalam taat, yang harus lebih ibadahnya pembimbing di jalan surga dan pengawal dari murka Allah.Kesemuanya itu, penilainnya Allah berikan kepada ayah, penilaian cocoknya calon suami,bukan berarti tak ada hak pada putrinya.
Maka lelaki sejati, mendatangi dan meyakinkan walinya,bahwa dia pantas menjadi wali menggantikan ayahnya  bahwa tugas berat itu hendak dia pikul dengan sama baiknya, maka awalnya suami baik itu dari yang taat pada Allah Swt yang mendatangi walinya, meminang dengan hamdalah pada ayahnya  itulah yang bakal mengajak pada jalan bahagia.
Anak perempuan adalah milik ayahnya hingga diserahkan oleh ayah kepada laki-laki yang akan meneruskan estafet. Tentu ini untuk kondisi normal bagi anak perempuan yang sejak lahir hingga datang masa mengakhiri masa kesendiriannya ketika memutuskan untuk berumahtangga. Untuk situasi dan kondisi di luar itu , misal ayah telah tiada atau kondisi-kondisi lain, ada aturan lain yang ditetapkan ajaran agama dalam meyelamatkan seorang perempuan di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. ( FSY).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar