Makna
Kasih Sayang
Oleh
; Febri Satria Yazid
Kasih
sayang merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia, tanpa kasih sayang
manusia tidak akan pernah ada dimuka
bumi ini. Kita
lahir didunia ini
karena adanya kasih
sayang, bahkan ketika
kita matipun masih
akan selalu mendapatkan kasih
sayang. Abraham Maslow dalam teori Hierarkinya mengatakan bahwa terdapat 5 kebutuhan dasar manusia ; Kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi
diri.
Dalam
hadist Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori juga disebutkan,“
Sesungguhnya kasih sayang itu
cabang (penghubung) kepada
Allah SWT. Barang
siapa yang menyambungnya,maka Allah
akan menyambung kasih sayangNya
dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutus (kasih
sayangNya) dengannya.” (HR. Bukhori).
Dari hadist
diatas dapat
kita fahami bahwa
Allah menciptakan kasih
sayang sebagai kebutuhan kita. Kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan untuk selalu berkomunikasi denganNya. Sehingga apapun bentuk
kasih sayang yang kita
berikan baik terhadap
sesama manusia maupun
lingkungan akan selalu
tertuju dan berhubungan
denganNya.
Dalam
konsep Islam terdapat tiga tingkatan kasih sayang yaitu: pertama, kasih sayang
terhadap Allah swt. Kedua, kasih sayang terhadap Rasulullah.
Ketiga, kasih sayang
terhadap sesama manusia.
Lalu bagaimana
konsep kasih sayang kepada sesama manusia?
Dalam Al- Qur’an, kerabat disebut al-arham, atau dzawi al-arham , yakni
orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari
rahim ibu,. Sejak masih berada dalam kandungan anak sudah diliputi oleh
suasana psikologis kasih
sayang dalam satu
ruang yang disebut
rahim. Selanjutnya diantara
orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu
melakukan silaturrahim, atau silaturrahmi .
Kita
fahami bahwa seseorang yang dicintai dan disayangi akan mendapatkan kenyamanan baik
ada maupun tidak
berada disamping orang
yang disayanginya. Karena
pada dasarnya menyayangi bukanlah
mengekang dan membatasi
apa yang dilakukan
oleh orang yang
kita sayangi. Hal
yang demikian ini tentunya
tidak bisa diterima
karena alasan kasih
sayang. Kasih sayang
dapat diwujudkan dengan memberikan dukungan, motivasi serta
pengertian-pengertian untuk mendukung apa yang dilakukan oleh orang yang kita
sayangi demi kebaikannya.
Lalu
bagaimana aturan syariah Islam dalam hal hubungan kasih sayang yang dibolehkan
antara ayah dan putrinya, ibu dan putranya dan antara saudara kandung yang
lawan jenis? Islam mengatur agar Hubungan fisikal antara mereka harus ada batas
yang wajar untuk menghindari terjadinya hal buruk yang banyak terjadi.
Bolehkah
seorang ayah atau seorang ibu memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya yang
sudah akil baligh, dengan cara mengeloninya tidur sambil mengelus-ngelus atau
menepok-nepok bagian tubuhnya ?.Anak-anak yang telah baligh atau telah mencapai
usia sepuluh tahun, tidak boleh lagi tidur bersama ibu atau ayah dan saudara lawan jenis mereka di kamar tidur atau di kasur mereka.
Hal ini demi menjaga kemaluan dan menjauhkan dari kobaran fitnah serta menutup
celah yang mengantarkan kepada kejelekan.
Rasulullah
SAW telah memerintah umatnya untuk
memisah tempat tidur anak-anak mereka apabila usia mereka telah genap sepuluh
tahun ;
مُرُوا
أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا
وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْر سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah
anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika usia mereka tujuh tahun, dan
pukullah mereka bila enggan mengerjakannya pada usia sepuluh tahun. Dan
pisahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya.”
Islam adalah agama rahmatan
lil ‘alamin yang mengatur sedemikian rupa tata hubungan antara manusia dengan manusia, dengan hewan,
tumbuhan dan jin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta. Sesuai dengan firman Allah dalam
Surat al-Anbiya ayat 107 “Dan tiadalah
Kami mengutus kamu (Muhammad SAW), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. Semoga kita dapat jalani kehidupan dalam kasih sayang dengan ‘porsi’
yang tepat sesuai tuntunan.(FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar