Kamis, 17 Mei 2018

Makna Kasih Sayang


Makna Kasih Sayang 
Oleh ; Febri Satria Yazid


Kasih sayang merupakan kebutuhan dasar dari setiap manusia, tanpa kasih sayang manusia tidak akan pernah ada dimuka  bumi  ini.  Kita  lahir  didunia  ini  karena  adanya  kasih  sayang,  bahkan  ketika  kita  matipun  masih  akan  selalu mendapatkan kasih sayang. Abraham Maslow dalam teori Hierarkinya mengatakan bahwa terdapat  5  kebutuhan  dasar manusia ; Kebutuhan  fisiologis, rasa aman,  kasih sayang,  harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Dalam hadist Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori juga disebutkan,“ Sesungguhnya kasih sayang itu  cabang  (penghubung)  kepada  Allah  SWT.  Barang  siapa  yang  menyambungnya,maka  Allah  akan  menyambung kasih sayangNya dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutus (kasih sayangNya) dengannya.” (HR. Bukhori).
Dari  hadist    diatas  dapat  kita  fahami  bahwa  Allah  menciptakan  kasih  sayang  sebagai  kebutuhan kita. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk selalu berkomunikasi denganNya. Sehingga apapun bentuk kasih sayang  yang  kita  berikan  baik  terhadap  sesama  manusia  maupun  lingkungan  akan  selalu  tertuju  dan berhubungan denganNya.
Dalam konsep Islam terdapat tiga tingkatan kasih sayang yaitu: pertama, kasih sayang terhadap Allah swt. Kedua, kasih  sayang terhadap  Rasulullah.  Ketiga,  kasih  sayang  terhadap  sesama  manusia. 
Lalu  bagaimana  konsep  kasih  sayang kepada sesama  manusia?  Dalam Al- Qur’an, kerabat disebut al-arham, atau dzawi al-arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari rahim ibu,. Sejak masih berada dalam kandungan anak sudah diliputi  oleh  suasana  psikologis  kasih  sayang  dalam  satu  ruang  yang  disebut  rahim.  Selanjutnya  diantara  orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu melakukan silaturrahim, atau silaturrahmi .
Kita fahami bahwa seseorang yang dicintai dan disayangi akan mendapatkan kenyamanan   baik   ada   maupun   tidak   berada   disamping   orang   yang   disayanginya.   Karena   pada   dasarnya menyayangi  bukanlah  mengekang  dan  membatasi  apa  yang  dilakukan  oleh  orang  yang  kita  sayangi.  Hal  yang demikian  ini  tentunya  tidak  bisa  diterima  karena  alasan  kasih  sayang.  Kasih  sayang  dapat  diwujudkan  dengan memberikan dukungan, motivasi serta pengertian-pengertian untuk mendukung apa yang dilakukan oleh orang yang kita sayangi demi kebaikannya.
Lalu bagaimana aturan syariah Islam dalam hal hubungan kasih sayang yang dibolehkan antara ayah dan putrinya, ibu dan putranya dan antara saudara kandung yang lawan jenis? Islam mengatur agar Hubungan fisikal antara mereka harus ada batas yang wajar untuk menghindari terjadinya hal buruk yang banyak terjadi.
Bolehkah seorang ayah atau seorang ibu memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya yang sudah akil baligh, dengan cara mengeloninya tidur sambil mengelus-ngelus atau menepok-nepok bagian tubuhnya ?.Anak-anak yang telah baligh atau telah mencapai usia sepuluh tahun, tidak boleh lagi tidur bersama ibu atau ayah dan  saudara lawan jenis  mereka di kamar tidur atau di kasur mereka. Hal ini demi menjaga kemaluan dan menjauhkan dari kobaran fitnah serta menutup celah yang mengantarkan kepada kejelekan.
Rasulullah SAW  telah memerintah umatnya untuk memisah tempat tidur anak-anak mereka apabila usia mereka telah genap sepuluh tahun ;
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْر سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka bila enggan mengerjakannya pada usia sepuluh tahun. Dan pisahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya.”
 Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang mengatur sedemikian rupa tata hubungan  antara manusia dengan manusia, dengan hewan, tumbuhan dan jin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107  “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad SAW), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Semoga kita dapat jalani kehidupan dalam kasih sayang dengan ‘porsi’ yang tepat sesuai  tuntunan.(FSY)

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar