ALASAN
Oleh
; Febri Satria Yazid
Dalam keseharian, sering kita mendengar orang menggunakan kata ‘alasan’
,apabila seseorang menjawab atau menjelaskan sesuatu kepada orang lain dan
menurut orang itu jawaban yang diberikan tidak mendasar atau tidak masuk akal ,
bukan hal yang sebenarnya , padahal sesungguhnya alasan menurut catatan di Wikipedia
adalah proses penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri atas bukti
(data), tuntutan (kesimpulan), dan pemikiran yang membenarkan gerakan dari data
menuju kesimpulan atau menurut kamus
besar bahasa Indonesia alasan adalah dasar bukti (keterangan) yang dipakai
untuk menguatkan pendapat (sangkalan, perkiraan, dan sebagainya). Dari
pemahaman tersebut jelas bahwa jika seseorang menyampaikan sesuatu jawaban atau
argumentasi tentang sesuatu hal yang dipertanyakan tanpa memenuhi unsur-unsur
berupa bukti ( data ) ,pemikiran yang menguatkan keterangan , tidaklah dapat
dikategorikan sebagai alasan seseorang melakukan suatu perbuatan.
Termasuk untuk hidup, kita perlu memiliki alasan ,karena kalau tanpa
alasan kita akan rapuh dan tidak mampu bertahan dalam menghadapi seleksi alam, seperti disampaikan oleh Victor Emile Frankl, “Dia
yang memiliki alasan untuk hidup akan bisa bertahan dalam hampir semua keadaan”.
Pertanyaan mendasar agar alasan hidup
bisa dipahami dan dapat menguatkan diri
adalah mengapa kita hidup dan kenapa kita ada ?. Jawaban dari pertanyaan tersebut menurut
ajaran yang kita yakini adalah firmanNya ,"Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku"(QS 51;56). Demikian juga
alasan kenapa Allah SWT menciptakan manusia hidup berpasangan . “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal”. ( QS. Al-Hujuraat: 13).
Jika kita telah mampu memahami jawaban mengapa kita hidup dan kenapa kita
ada, maka untuk aspek kehidupan yang kita jalani, apapun itu mesti diikuti oleh alasan yang jelas ,yang menguatkan diri
sehingga apapun dampak yang terjadi kita mampu bertahan. Kapasitas ,
kapabilitas dan wawasan yang kita miliki memegang peranan yang sangat penting ,karena
di dalam diri kita terdiri dari “banyak diri” dan masing-masing mempunyai perasaan-perasaan
, emosi dan filosofinya sendiri. “Banyak diri” inilah yang senantiasa bertarung
dalam diri kita ,ada sang pelindung,sang penyayang ,sang pendorong,sang
perfeksionis,sang ego, sang pengendali, sang penyenang dan sebagainya.
Unsur-unsur inilah yang menentukan alasan dan mengiring pemikiran kita yang
menjadi alasan kita bertindak dalam
memilih suatu perbuatan , seperti memilih pasangan, karir, atau memilih cara.
Semua terjadi karena suatu alasan dan bukan suatu kejadian kebetulan saja. Ketika
suatu kepribadian mengendalikan kita untuk kesenangan kita , sering membuat
kita melakukan hal-hal yang membuat orang lain belum tentu bahagia. Pikiran
bawah sadar menjaga pikiran sadar ,maksudnya ketika kita memiliki memori yang
tidak menyenangkan ,agar pikiran sadar tidak mengingat terus, maka pikiran
bawah sadar akan menutup akses pikiran sadar, sehingga kita tidak mengingat .
Pikiran bawah sadar akan menilainya sebagai sebuah ancaman dan akan melindungi
kita agar menghindari situasi tersebut. Walaupun kita mengalami kejadian yang
menyakitkan,tetapi kita mampu menilai dengan perasaan positif, maka pikiran
bawah sadar akan mengarahkan hidup kita semakin positif dan bahagia.
Mengetahui alasan mengapa kita hidup, kenapa kita ada, mengapa kita bertindak seperti itu, adalah
penting sehingga kita tidak sesat ,sesuai peringatan Allah SWT ,”Dan jika kamu
mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah
membuat kebohongan”(QS 6;116). FSY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar