Sabtu, 28 April 2018

Kesenangan Etika


KESENANGAN ETIKA
oleh : Febri Satria Yazid *pemerhati sosial

Otak mendapatkan lebih banyak kesenangan etika,ketika membicarakan diri sendiri melebihi ketika seseorang mendapatkan makanan atau uang.( ahli syaraf Diana Tamir )
Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan sehingga kesenangan disetarakan dengan moralitas yang baik. Jika demikian,apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu baik secara etis?
Etika berkaitan dengan bagaimana manusia harus bertindak dan untuk mendukung tindakan tersebut dilandasi filsafat moral, yang berisi norma-norma , seperti norma agama,norma hokum, norma sopan santun.
Dengan etika, kita dapat melatih diri tampil dengan keterampilan intelektual , dengan argumentasi kritis dan rasional, sehingga dengan demikian diharapkan kita mampu mengambil sikap wajar.
Lantas kenapa terjadi pengambilan sikap yang tidak wajar yang menyebabkan terjadinya pelanggaran etika?. Bisa jadi karena faktor kebutuhan pribadi, karena tidak ada pedoman yang jadi acuan dalam bersikap, bisa juga karena telah menjadi kebiasaan yang telah terakumulasi dan tidak membuka celah untuk dapat dikoreksi dan dikritisi,bahkan dalam kondisi ekstrim pelanggaran etika telah menjadi perilaku komunitas.
Mampukah norma(norma susila, norma kesopanan,norma agama,normahukum)yang merupakan kaedah bagi manusia dalam mengatur tingkah laku ,mengikat bagi manusia yang hidup dalam lingkungan ? ,karena norma merupakan unsur luar dari suatu ketentuan yang diharapakan bersinergi dengan “nilai” yang merupakan unsur kejiwaan. Sejauhmana norma mampu mempengaruhi diri seseorang dalam bersikap ,bekerjasama dengan nilai-nilai kejiwaan yang telah buil-in dalam diri manusia .
Sebagai pusat susunan saraf,otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar ,gerakan dan perilaku ,bertanggungjawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia.Kaitan erat antara otak dan pikiran sangat mempengaruhi perkembangan psikologis, pengenalan emosi, ingatan, pembelajaran motorik serta pembelajaran lainnya. Sejauhmana otak dapat memberikan kesenangan etika pada porsi yang tepat dan pas, tidak jadi bumerang bagi seseorang tentu sangat tergantung pada sejauhmana yang bersangkutan mampu memberikan inputan yang memenuhi norma,nilai ,moral yang di dapat dari lingkungan agar otak yang berkapasitas 1.350cc dan terdiri dari atas 100 juta sel saraf dapat mengatur perilaku manusia. (FSY)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar