KESENANGAN ETIKA
oleh : Febri Satria Yazid *pemerhati
sosial
Otak mendapatkan lebih banyak
kesenangan etika,ketika membicarakan diri sendiri melebihi ketika seseorang mendapatkan
makanan atau uang.( ahli syaraf Diana Tamir )
Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia
adalah mencari kesenangan sehingga kesenangan disetarakan dengan moralitas yang
baik. Jika demikian,apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu
baik secara etis?
Etika berkaitan dengan
bagaimana manusia harus bertindak dan untuk mendukung tindakan tersebut
dilandasi filsafat moral, yang berisi norma-norma , seperti norma agama,norma
hokum, norma sopan santun.
Dengan etika, kita dapat melatih diri
tampil dengan keterampilan intelektual , dengan argumentasi kritis dan
rasional, sehingga dengan demikian diharapkan kita mampu mengambil sikap wajar.
Lantas kenapa terjadi pengambilan
sikap yang tidak wajar yang menyebabkan terjadinya pelanggaran etika?. Bisa
jadi karena faktor kebutuhan pribadi, karena tidak ada pedoman yang jadi acuan
dalam bersikap, bisa juga karena telah menjadi kebiasaan yang telah
terakumulasi dan tidak membuka celah untuk dapat dikoreksi dan dikritisi,bahkan
dalam kondisi ekstrim pelanggaran etika telah menjadi perilaku komunitas.
Mampukah norma(norma susila, norma
kesopanan,norma agama,normahukum)yang merupakan kaedah bagi manusia dalam
mengatur tingkah laku ,mengikat bagi manusia yang hidup dalam lingkungan ?
,karena norma merupakan unsur luar dari suatu ketentuan yang diharapakan
bersinergi dengan “nilai” yang merupakan unsur kejiwaan. Sejauhmana norma mampu
mempengaruhi diri seseorang dalam bersikap ,bekerjasama dengan nilai-nilai
kejiwaan yang telah buil-in dalam diri manusia .
Sebagai pusat susunan saraf,otak
mengatur dan mengkoordinir sebagian besar ,gerakan dan perilaku
,bertanggungjawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran
manusia.Kaitan erat antara otak dan pikiran sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis, pengenalan emosi, ingatan, pembelajaran motorik serta pembelajaran
lainnya. Sejauhmana otak dapat memberikan kesenangan etika pada porsi yang
tepat dan pas, tidak jadi bumerang bagi seseorang tentu sangat tergantung pada
sejauhmana yang bersangkutan mampu memberikan inputan yang memenuhi norma,nilai
,moral yang di dapat dari lingkungan agar otak yang berkapasitas 1.350cc dan
terdiri dari atas 100 juta sel saraf dapat mengatur perilaku manusia. (FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar