KEBAHAGIAAN
Febri
Satria Yazid *pemerhati sosial
Berbagai definisi kebahagiaan dalam
kehidupan dari berbagai sudut pandang, ada yang melalui pendekatan filsafat ,
agama, psikologi dan biologi. Bahkan ada yang berpandang sempit ,menganggap‘sinar
matahari adalah kebahagiaan yang murni’,karena memang dalam hidupnya tidak
pernah menari di tengah hujan.Artinya wawasan kita turut menentukan sejauhmana
kita memahami makna kebahagiaan itu,’ you are what you read’
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia,kebahagiaan
atau kegembiraan adalah suatu
keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga
kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau
kegembiraan yang intens.
Para
filsuf dan pemikir agama telah sering
mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak
hanya sekadar sebagai suatu emosi. Para peneliti juga telah
mengidentifikasikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebahagiaan: hubungan dan interaksi sosial, status pernikahan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan religius, penghasilan,
serta kedekatan dengan orang-orang bahagia lain.
Identifikasi
yang dilakukan para peneliti tentang beberapa hal yang berhubungan dengan kebahagiaan, dapat membantu kita dalam
memaknai kebahagiaan itu dan yang terlebih penting, hal mana yang paling utama
yang dapat memberi kebahagiaan dalam kaitan kaitan hidup yang baik dalam arti
yang lebih luas dari sekedar emosi,tiap manusia mempunyai pemahaman yang berbeda.
1.Kebahagiaan berdasarkan pendekatan
agama
Menurut
pandangan agama Islam, untuk meraih kebahagiaan yang hakiki,Imam Hasan
Al-Bashari – rahimakumullah – berkata“Carilah
kebahagiaan dalam tiga hal: dalam sholat, dalam dzikr dan dalam tilawat Al-Quran.”
.Sholat adalah cahaya, ketenangan dan ketentraman dalam jiwa kita.
Sholat juga penghubung antara Allah dan hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Dengan sholat mereka menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Bahkan dalam
menghadapi musibah pun diperintahkan untuk sholat. Allah berfirman: “Dan memohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan kesabaran dan sholat…” Al-Baqarah : 45.
Rasulullah bersabda: “Dijadikan
ketenanganku di dalam sholat,” dan apabila mendapatkan kesulitan, beliau
berkata kepada Bilal,” Wahai Bilal, qamatlah! Agar dengan sholat tersebut kami
tenang.” (Imam Abu Dawud)
Serang
mukmin sangat memerlukan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Karena itu, ia
perlu memperbanyak dzikir kepada Allah, agar senantiasa berhubungan dengan
Allah, bersandar kepada-Nya, memohon pertolongan dan ampunannya. Dengan
senantiasa berdzikir kepada Allah dalam kondisi apapun, manusia akan merasa
tentram, tidak ada rasa takut, tidak ada rasa khawatir dan kesedihan dalam
jiwanya.Manusia yang mempeoleh ketenangan hati dan ketentraman jiwa senantiasa
berfikir bahwa ‘jika Allah mengirim umatNya ke jalan berbatu, Dia memberi
sepatu yang kokoh’. Oleh karenanya Allah berfirman:
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” Ar-Ra’du: 28
“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” Ar-Ra’du: 28
Kemudian
Rasulullah Saw bersabda: “…Ketauhilah, di dalam tubuh
manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuhpun baik, dan jika
ia rusak, seluruh tubuh pun rusak. Ketauhilah, segumpal daging itu adalah
hati.” (Bukhari Muslim).
Asuransi
hati itu tidak ada. Karena itu,cintailah hatimu dengan cara menghentikan
menggantungkan harapanmu kepada orang yang tidak selesai dengan dirinya
sendiri.
“Sesungguhnya al-Qur-an
ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar
gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar” (QS al-Israa’).“Dan Kami turunkan di dalam al-Qur’an
suatu yang menjadi obat (penyakit manusia) dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman” (QS al-Israa’: 8
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan (membaca) petunjuk Allah (al-Qur-an). Ingatlah, hanya dengan (membaca)
petunjuk Allah (al-Qur-an) hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).
Artinya: dengan membaca dan merenungkan al-Qur-an segala
kegalauan dan kegundahan dalam hati mereka akan hilang dan berganti dengan
kegembiraan dan kesenangan.Bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih besar
mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi bacaan
al-Qur-an.
2.Kebahagiaan menurut
pendekatan filsafat
Menurut Epikuros (341-270 SM), kebahagiaan
adalah kelezatan hidup seseorang , kelezatan itu adalah menjadi tujuan hidup
seseorang. Dalam hidup ini tidak suatupun yang baik selain kesenangan; dan
tidak ada suatu keburukan kecuali kesakitan atau pederitaan; keutamaan tidak
ada nilai bila tidak mengandung kebahagiaan.
Menurut Aristoteles, manusia yang baik adalah
manusia yang bermoral, jika selalu mengadakan pilihan rasional yang tepat dalam
perbuatan-perbuatan moralnya dan mencapai keunggulan dalam penalaran
intelektualnya orang seperti itu adalah bahagia. Kebahagiaan itu akan disertai
juga dengan kesenangan, walaupun kesenangan inti yang sebenarnya dalam
kebahagiaan. Karena yang menjadi intinya adalah rasio.
Menurut HAMKA, kebahagiaan itu dapat dibangun
atas dasar paradigm I’tiqad, yakin dan iman yang teguh yang akan mengantarakan
kepada kebahagiaan yang hakiki yakni kebahagiaan akhirat.
Berbuat
kebaikan pada sesama, diyakini dapat memberikan kebahagiaan karena
sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat berbuat kebaikan pada sesama.
Dalam bahasa bijak dikatakan ‘ seiring dengan bertambah usia, kau akan
menemukan bahwa kau memiliki dua tangan. Satu untuk menolong diri sendiri, satu
untuk menolong orang lain ‘.Sayangngya dalam kehidupan nyata banyak individu
yang lebih didominasi oleh kekuatan ego
sehingga diri sendiri bukanlah sesuatu yang menjadi sumber segala kekuatan
melainkan kekuatan eksternal atau dominasi pemahaman yang tidak produktif.
Walhasil ancaman lebih punya peranan dominan ketimbang keinginan meraih
sesuatu. Individu lebih terfokus pada menghindari kesengsaraan hidup ketimbang
meraih kemakmuran; menciptakan kekhawatiran untuk dipecat ketimbang menciptakan
prestasi kerja yang gemilang; mendewakan tahayul ,ketimbang keyakinan untuk
meraih kesuksesan, kesehatan, kebahagiaan, dan seterusnya.
Kebahagiaan
sejati ada dalam diri kita dan tidak bergantung kepada sesuatu di luar diri
kita. Ketika kita sanggup bersyukur, menghargai diri sendiri, merasa diri
aman,menerima diri sendiri, patut dicintai Tuhan, merasa kuat dan aman, itulah
kebahagiaan.
3.Kebahagiaan
berdasarkan pendekatan psikologis
Arti kata “bahagia” berbeda dengan kata “senang.” Secara filsafat
kata “bahagia” dapat diartikan dengan kenyamanan dan kenikmatan spiritual
dengan sempurna dan rasa kepuasan, serta tidak adanya cacat dalam pikiran
sehingga merasa tenang serta damai. Kebahagiaan bersifat abstrak dan tidak
dapat disentuh atau diraba. Kebahagiaan erat berhubungan dengan kejiwaan dari
yang bersangkutan (Dalam Kosasih, 2002).
Kebahagiaan merupakan sebongkahan perasaan yang dapat dirasakan
berupa perasaan senang, tentram, dan memiliki kedamaian (Rusydi, 2007).
Sedangkan happiness atau kebahagiaan menurut Biswas, Diener & Dean (2007)
merupakan kualitas dari keseluruhan hidup manusia – apa yang membuat kehidupan
menjadi baik secara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas
yang tinggi ataupun pendapatan yang lebih tinggi.
Furnham (2008) juga menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan bagian
dari kesejahteraan, contentment, to do your life satisfaction or equally the
absence of psychology distress. Ditambahkan pula bahwa konsep kebahagiaan
adalah merupakan sinonim dari kepuasan hidup atau satisfaction with life
(Veenhoven, 2000). Diener (2007) juga menyatakan bahwa satisfaction with life
merupakan bentuk nyata dari happiness atau kebahagiaan dimana kebahagiaan
tersebut merupakan sesuatu yang lebih dari suatu pencapaian tujuan dikarenakan
pada kenyataannya kebahagiaan selalu dihubungkan dengan kesehatan yang lebih
baik, kreativitas yang lebih tinggi serta tempat kerja yang lebih baik.
Sumner (dalam Veenhoven, 2006) menggambarkan kebahagiaan sebagai
“memiliki sejenis sikap positif terhadap kehidupan, dimana sepenuhnya merupakan
bentuk dari kepemilikan komponen kognitif dan afektif. Aspek kognitif dari
kebahagiaan terdiri dari suatu evaluasi positif terhadap kehidupan, yang diukur
baik melalui standard atau harapan, dari segi afektif kebahagiaan terdiri dari
apa yang kita sebut secara umum sebagai suatu rasa kesejahteraan (sense of well
being), menemukan kekayaan hidup atau menguntungkan atau perasaan puas atau
dipenuhi oleh hal-hal tersebut.”
Diener (1985) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan
mempunyai makna yang sama dengan subjective wellbeing (berlaku baik ) dimana
subjective wellbeing terbagi atas dua komponen didalamnya. Kedua komponen tersebut
adalah komponen afektif dan komponen kognitif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan pengertian kebahagiaan adalah
perasaan positif yang berasal dari kualitas keseluruhan hidup manusia yang
ditandai dengan adanya kesenangan yang dirasakan oleh seorang individu ketika
melakukan sesuatu hal yang disenangi di dalam hidupnya dengan tidak adanya
perasaan menderita.
4. Kebahagiaan dari
aspek biologis
Menurut penelitian, rahasia kebahagiaan ialah tetap membuat
diri anda sibuk
Hasil studi menunjukkan bahwa membuat pikiran tetap sibuk dengan tugas-tugas biarpun kecil dan tak berarti, bisa menghancurkan emosi-emosi negatif.
Namun, kabar buruknya ialah bahwa manusia nampaknya lebih senang bermalas-malasan untuk menghemat tenaga. Pemahaman yang keliru ini telah membuat manusia kehilangan kesempatan untuk menghancurkan emosi negative dan menghabiskan waktunya dengan melamun, merenungkan masa depan dan mengingat masa lalu menghabiskan hampir setengah waktu terjaga kita, pikiran yang mengembara terus menerus ini membuat kita semua sengsara.
Para psikolog di Universitas Harvard menemukan bahwa kita paling bahagia ketika kita "menjalani waktu sekarang" dan tidak memikirkan posisi kita di dunia.
Hasil studi menunjukkan bahwa membuat pikiran tetap sibuk dengan tugas-tugas biarpun kecil dan tak berarti, bisa menghancurkan emosi-emosi negatif.
Namun, kabar buruknya ialah bahwa manusia nampaknya lebih senang bermalas-malasan untuk menghemat tenaga. Pemahaman yang keliru ini telah membuat manusia kehilangan kesempatan untuk menghancurkan emosi negative dan menghabiskan waktunya dengan melamun, merenungkan masa depan dan mengingat masa lalu menghabiskan hampir setengah waktu terjaga kita, pikiran yang mengembara terus menerus ini membuat kita semua sengsara.
Para psikolog di Universitas Harvard menemukan bahwa kita paling bahagia ketika kita "menjalani waktu sekarang" dan tidak memikirkan posisi kita di dunia.
Stres dan rasa was-was yang kronis dapat mempengaruhi system
biologi dalam tubuh kita sedemikian rupa sehingga menjadi pemicu penyakit
jantung, stroke, dan diabetes. Hal ini karena terjadi peningkatan kadar
kolesterol dan gula darah.
Dr. Nalini memberikan beberapa tips praktis untuk menjaga
keseimbangan anatara kesehatan jiwa dan kesehatan fisik, misalnya aktif
terlibat dalam kegiatan social,tak jadi pencemas.
Para penelitia di Australia meneliti mengenai hal-hal yang
membuat seseorang merasakan kebahagiaan ;
1. Gaya hidup yang sehat.
2. Mampu menaruh angan dan tujuan yang masuk akal
3. Percaya pada diri, mampu merealisasi tujuan dan harapan.
4. Penuh cinta dan kesukaan
5. Memiliki kehidupan social yang sehat
6. Memiliki pasangan hidup yang tepat dan sepadan
Para penulis dari peneliti tersebut menyatakan bahwa poin
terakhir itu merupakan kunci dari poin-poin yang lainnya. Dipercaya , pemilihan
pasangan yang sepadan dan mampu mendukungnya dalam semua aspek bisa mempegaruhi
banyak hal lain. Masalah dalam keluarga bisa mengarah kepada kegagalan dalam
bentuk hidup lainnya, namun memahami bahwa anda memiliki teman hidup yang kuat
dan bias mendukung akan membuat seseorang lebih percaya diri dan tenang. Hal
ini yang akan menjamin kesuksesan seseorang.
Uniknya kesejahteraan dan kepenuhan dalam segi harta tidak
dimasukkan dalam bahan baku kebahagiaan seseorang. ,karena menurut peneliti
,uang hanya bagian atau komponen dan konsekwensi dari poin 5 ( pemenuhan
pekerjaan favorit) dan uang sendiri tidak mempengaruhi kebahagiaan.
Bahagia bukanlah tujuan hidup tetapi metode hidup. Bahagia
itu bukan ‘jika,maka’,makanya ada orang yang sanggup berbahagia pada kondisi
apapun.Rasa bahagia adalah sebuah rasa hormat pada diri sendiri.,menghargai
diri seutuhnya, sepenuhnya dan mensyukuri bahwa diri kita ada.
Banyak orang yang tidak bahagia karena terganggu oleh
pertanyaan ‘ mengapa harus terjadi’ saat menghadapi masalah.
Karena doktrinisasi dalam kurikulum pendidikan yang sangat
kuat tentang sebab-akibat, akibatnya di alam bawah sadar muncul anggapan sangat
kuat ‘ saya baru bahagia bila….’ Bahkan ‘saya hanya bahagia bila …..’
Kebahagiaan adalah disaat kita menyadari bahwa kita ada dan
diri kita penting. Ada ribuan orang tidak bahagia hanya karena satu hal sepele.
Semoga kita tetap bisa bahagia meski dihadapkan pada
banyak hal yang tidak sepele.(FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar