Kamis, 16 Maret 2023

Pemikiran Biner

 

Pemikiran Biner

Oleh : Febri Satria Yazid

·         Pemerhati sosial

 

Pemikiran biner itu sebenarnya bisa tumbuh dalam pemikiran kita karena sistem pendidikan  di sekolah atau di rumah . sekolah membunuh kreativitas anak didik, akibatnya anak tidak tumbuh menjadi kreatif . Sekolah mendidik orang  keluar dari kreatif , karena sistem edukasi di sekolah dan di rumah terpaku pada penilaian  benar salah saja.  Pikiran biner itu bisa mengarahkan orang pada pemikiran fundamentalis sampai akhirnya mengakibatkan aksi anarkisme/ekstremis.

Binary Thinking atau pola pikir biner merupakan cara berpikir berdasarkan logika biner, hanya ada 0 atau 1. Lebih mudahnya, seseorang dengan pola pikir biner akan menganggap seluruh hal yang ada di dunia ini hanya terbagi kepada 2 kategori tanpa gradasi, alias mutlak dan kontras, seperti hanya ada baik atau buruk, gelap terang , hitam putih dan banyak contoh lainnya. Dalam pendekatan secara scientific, dalam ilmu fisika dan matematika , pola pikir biner ini sangat bermanfaat dalam melihat dan meneliti obyek penelitian, berbeda dengan pendekatan sosial, pola pikir biner tidak bisa diterapkan, karena struktur sosial terbentuk dari berbagai aspek yang tidak sederhana, tidak hanya melihat sesuatu dari sisi terang gelap atau  hitam putih saja akan tetapi mempunyai spektrum yang sangat luas, sehingga tidak mungkin diklasifikasikan dalam dua kategori saja

Pola pikir biner menyebabkan terjadinya dikotomi antara dua pilihan. Secara leksikal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikotomi mempunyai pengertian sebagai pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan (Anonim, 2001: 264) Dua kelompok yang dimaksudkan tentu saja diperuntukkan bukan hanya pada dunia pendidikan akan tetapi mencakup semua hal yang bertentangan. Pola pikir biner ini menyebabkan terjadinya polarisasi dalam masyarakat ;  kalau saya benar berarti Anda salah, kalau saya salah berarti Anda benar, kalau saya suka hitam berarti saya tidak suka putih. Berpikir biner dapat merusak keharmonisan di dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Fanatisme dangkal bisa terjadi ketika seseorang menilai keyakinan dialah yang benar, sementara keyakinan orang lain dia simpulkan sesat atau berani memvonis orang lain kafir  meskipun mereka berada dalam ajaran yang sama. Fenomena ini hanya dapat diatasi dengan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka agar dapat obyektif dalam menyikapi permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat.

Keluar dari jeratkan pikiran biner sangat  diperlukan agar kita tidak terjebak dalam  kehidupan yang sempit. Kita tidak perlu kuatir dibenci banyak orang, dan tidak perlu terganggu pada penilaian manusia yang berpikiran biner, apalagi sampai merusak kesehatan mental kita. Hal yang terlihat sederhana tetapi banyak orang yang gagal menyikapi kenyinyiran manusia berpikir biner. Kenapa banyak orang nyinyir jika kita melakukan hal yang tidak biasa dilakukan orang lain, karena dasarnya mereka yang nyinyir tentang hidup kita berekspektasi bahwa orang mesti hidup seperti yang dia pikirkan dan menganggap salah jika kita punya personal yang berbeda , padahal dunia lebih kompleks dari sekedar hitam putih.

Pemikiran biner ini sejarahnya telah ada sejak peradaban kuno Yin dan Yang. Secara harfiah yin yang dapat diartikan sebagai “gelap-terang” atau “negatif-positif”. Yin adalah energi feminin yang diwakilkan warna hitam, kegelapan, air, tanah, bulan, dan dingin. Sementara Yang merujuk pada maskulinitas, terang, putih, api, matahari, dan kehangatan. Banyak ilmuwan menyatakan pikiran biner tidak rasional yang disebabkan oleh adanya norma dan budaya , misalnya bahwa wanita setelah berkeluarga dan mempunyai anak dinilai negatif jika terus bekerja dan berkarya di luar rumah, padahal banyak wanita yang mampu melakukan hal itu secara simultan tanpa mengabaikan kodratnya sebagai perempuan. Dampak dari cara berpikir biner ini adalah pikiran kita jadi kaku dan terjadi closed minded sikap yang cenderung tidak menerima ide orang lain. Perilaku ini juga sering disebut dogmatis, karena hanya mau mempertimbangkan sudut pandangnya sendiri. Selain itu muncul stereotip gender yang merefleksikan kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang tepat untuk pria dan wanita. Semua stereotip, entah itu berhubungan dengan gender, etnis, atau kategori lainnya, mengacu pada citra dari anggota kategori tersebut. Karena orang dinilai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma dan budaya dan  telah melakukan dikotomi tentang nilai kepantasan dan benar yang mesti dilakukan seorang perempuan atau laki-laki.

Menghadapi orang yang berpikiran biner ini, maka lebih baik kita fokus  mengendalikan diri kita sendiri, karena kita tidak bisa mengendalikan pikiran orang lain. Dunia tidak hitam putih , dalam kehidupan ini ada banyak pilihan. Kita juga perlu melalukan aktivitas mental diri sendiri  dalam menanggapi atau menyelesaikan masalah/situasi yang memuat unsur ketidakpastian dengan  berpikir probabilistik. Tentu dengan ada efek dari pemikiran kita yang berbeda di luar biner yang hitam putih, kita bisa dibenci oleh keluarga , masyarakat karena dinilai kontroversial. Tetapi hal itu tidak perlu dikawatirkan karena hanya dengan cara demikian kita dapat merubah keadaan dan stigma yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat yang berpikiran biner ( fsy )

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar