Dilatih dan Didisiplinkan
Oleh ; Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial
‘ saya selalu berpikir bahwa manusia
itu seperti hewan, sementara teori konfusius mengatakan hal itu dapat
diperbaiki . Saya tidak yakin manusia dapat diperbaiki, tapi mereka dapat
dilatih , didisiplinkan .Anda dapat membuat seorang kidal menulis dengan tangan
kanannya, tapi anda tidak benar-benar dapat mengubah insting alaminya ‘ ( Lee Kuan
Yew )
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia latih/la·tih/ v, berlatih/ber·la·tih/ v 1 belajar
dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu. 2 berbuat agar
menjadi biasa. Sedangkan mendisiplinkan/men·di·sip·lin·kan/ v membuat berdisiplin;
mengusahakan supaya menaati (mematuhi) tata tertib.
Atas
keyakinan yang kuat itulah , Lee Kuan Yew membangun Singapura selepas perang, penduduk setempat dibenarkan
menjalankan pemerintahan sendiri tetapi masih belum mencapai kemerdekaan.
Seterusnya pada tahun 1963 Singapura telah bergabung dengan Tanah Melayu
bersama-sama dengan Sabah dan Sarawak untuk membentuk Malaysia,tetapi kemudian Singapura
dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah republik pada 9 Agustus 1965. Selepas
keluarnya dari Malaysia, Singapura mulai muncul sebagai kuasa perdagangan
dunia. Banyak fasilitas dan kemajuan dicapai semasa pemerintahan Lee Kuan Yew. Pada
tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur dari politik dan memberi kuasa pemerintahan kepada
Goh Chok Tong. Pada tahun 2004 pula, Goh Chok Tong meletakkan jabatan sebagai
Perdana Menteri dan memberi jalur kepada anak Lee Kuan Yew yaitu Lee Hsien
Loong untuk memerintah.
Lee Kuan Yew sangat
membenci kekumuhan, citra Singapura harus diubah, bukan lagi negara khas dunia
ketiga. Pemerintahan di era Lee mengeluarkan bermacam aturan yang keras pada
gaya hidup jorok. Singapura melarang warganya untuk buang ludah sembarangan dan
juga makan permen karet. Bila nekat melanggar, denda ribuan dollar langsung
diberikan. Dia juga mengajarkan warganya untuk disiplin. Tidak boleh ada sampah
berceceran disana. Bahkan ada denda yang sangat tinggi yang diberikan kepada
yang melanggar peraturan tersebut. Lee juga menyuruh warganya untuk menyiram
toilet setelah membuang air besar dan kecil. Di Singapura, toilet umum banyak
dijumpai di sudut-sudut jalan, dan memang kebersihannya tidak diragukan lagi. "Kami
disebut negara pengasuh (karena mengurusi perilaku warga). Namun hasilnya
adalah saat ini kami berperilaku lebih baik dan kami hidup di tempat yang lebih
bisa diterima dibanding 30 tahun lalu," kata Lee saat diwawancara BBC. Tak
lama setelah berkuasa , Lee Kuan Yew sudah memberangus oposisi politik. Dia
menahan tanpa peradilan ratusan anggota Partai Komunis Singapura. Alasannya,
stabilitas negara lebih penting daripada ekonomi.
Dan rumus itulah yang
dia jalankan selama memerintah hingga 1992. Semua media massa milik pemerintah,
tidak ada kritik, partai oposisi dikucilkan. Dia menyebutnya sebagai
"Demokrasi berlandaskan nilai-nilai Asia." Lee mengenang segala
terobosannya demi memajukan ekonomi Singapura. Dia menyatakan, untuk negara berkembang, demokrasi ala negara Barat
merepotkan pembangunan. "Saya selalu berpikir, ini Singapura. Apa cara
yang paling tepat untuk mengatasi masalah di sini? Dan saya bersyukur, saya
berhasil meningkatkan harkat dua juta penduduk Singapura," tandasnya.
Saat diwawancarai New
York Times 11 september 2010 Lee Kuan Yew menyatakan ; “ saya tidak mengatakan
bahwa semua yang saya lakukan adalah benar, tapi semua yang saya lakukan adalah
untuk tujuan yang terhormat. Saya harus melakukan beberapa hal buruk,
memenjarakan teman tanpa diadili. Tutup petinya , lalu putuskan. Lalu anda
menilai saya. Saya mungkin masih akan melakukan sesuatu yang bodoh sebelum
petinya tertutup “. Dengan niat mencapai
kehormatan , Lee melatih dan mendisiplinkan rakyat Singapura, memenjarakan para
koruptor dan mereka yang merepotkan pembangunan
agar stabilitas negara dapat dijamin.
Keberhasilan Singapura menjadi
negara maju melalui proses latihan
kedesiplinan ,tentu didukung oleh berbagai faktor ,antara lain; penegakan hukum
yang konsisten,pemanfaatan teknologi dan informasi untuk mengontrol penegakan hukum,
melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.,sehingga
masyarakat secara bersama menyadari pentingnya kebersihan lingkungan, misalnya
dengan melarang permen karet dan merokok serta perbuatan lain yang berdampak buruk kepada lingkungan
sekitar dengan tindakan tegas kepada para pelanggar. Filosofi dan tata nilai
masyarakat Singapura yang ditanamkan Lee Kuan Yew, tentang pentingnya
menghargai waktu, pentingnya pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia dan
menyadari keterbatasan sumber daya alam.
Kedisiplinan telah
menjadi filosofi hidup masyarakat Singapura. Kejelian Lee Kuan Yew dalam
melihat dengan obyektif kondisi sosial
masyarakat , melawan teori konfusius yang meyakini manusia dapat diperbaiki
telah dipatahkan dengan teori bahwa yang dapat dilakukan adalah melatih dan
mendisiplinkan manusia tanpa mengubah insting alaminya.
Sebenarnya tiga Negara di kawasan Asia Tenggara
, Indonesia, Singapura dan Malaysia dibangun dengan pola yang hampir sama. Baik
Presiden Indonesia ,Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew , maupun Perdana Menteri
Malaysia Mahathir Muhammad , memimpin dengan cara keras dan tegas. Politik
dikontrol sedemikian rupa untuk memastikan stabilitas terjaga. Di atas
stabilitas itulah pembangunan ekonomi digerakkan. Modernisasi dijalankan
ketiganya dengan baik di atas fondasi sistem 'demokrasi terkendali' atau yang
acap dikritik sebagai 'otoritaritarianisme terbatas'. Lalu kenapa akhirnya
Indonesia tertinggal oleh Singapura dan Malaysia ?. Apa betul pernyataan Lee
Kuan Yew bahwa untuk negara berkembang,
demokrasi ala negara Barat merepotkan pembangunan atau karena kita gagal
mendisiplinkan diri akibat latihan yang tidak sungguh-sungguh atau karena
berbeda niat dengan Lee Kuan Yew yang melakukan
semua tindakan dan kebijakan
untuk tujuan yang terhormat bagi bangsa dan rakyat Singapura, jauh dari
tujuan KKN ( Korupsi ,Kolusi dan Nepotisme ) atau NKK ( Nolong Kawan-Kawan ),
saatnya kita introspeksi diri, menyadari
bahwa akibat politik identitas, kita telah dibenturkan dengan isu SARA,dikotomi
dengan dua kutub mayoritas vs minoritas, radikal vs PKI , liberal vs
fundamental , pemerintah dibenturkan dengan rakyat, saling mencaci, saling
membully. Bagi Lee Kuan Yew semangat multi ras, multi bahasa, multi budaya , dan
multi agama sangat dipertahankan untuk mengoptimalkan peluang dalam meraih
kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Singapura ( FSY )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar