SIAPA
YANG KITA PERTUHANKAN
Oleh ; Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial
‘Pembuktian
bahwa kita mempertuhankan Allah adalah
dengan menerima semua mahluk ,karena begitulah Allah SWT’ ( Gus Dur )
“Siapa yang mengenal dirinya secara baik, maka ia
telah mengenal Rabbnya.”
Pernyataan almarhum Gus
Dur dan hadis di atas, menjelaskan kepada kita bahwa ketika kita tidak mampu mengajak diri sendiri untuk
menerima semua mahluk ciptaan Allah SWT artinya kita telah gagal mengenali diri
sendiri dengan baik dan sesungguhnya tidak mempertuhankan Allah SWT dalam
kehidupan kita, sehingga perilaku kita menjadi seperti yang diungkapkan oleh
Gus Mus : ‘ atheis dimusuhi karena tidak bertuhan, bertuhan dimusuhi karena
Tuhannya beda, Tuhannya sama dimusuhi karena nabinya beda.Nabinya sama dimusuhi
karena alirannya beda . Alirannya sama dimusuhi karena pendapatnya beda .
Pendapatnya sama dimusuhi karena partainya beda. Partainya sama dimusuhi karena
pendapatannya beda. Lantas apa maunya kita ? mau hidup sendiri untuk memuaskan
segala hasrat?
Hasrat
apa yang sesungguhnya hendak digapai sehingga kita sampai bersikap berani
mempertuhankan selain Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta dan
manusia telah ditunjuk untuk menjadi
khalifatullah di bumi. Arti yang tepat dalam bahasa Indonesia
terhadap khalifah kita adalah ‘pengganti’.
Dalam hal kata ‘pengganti’, ada penafsir mengatakan
pengganti dari jenis makhluk yang telah musnah, sebangsa manusia juga,sebelum Adam,
itulah yang akan digantikan.Ada setengah penafsiran mengatakan Khalifah dari
Allah sendiri. Pengganti Allah sendiri. Sampai di sini niscaya dapat dipahamkan
bahwa mentang-mentang manusia dijadikan KhalifahNya oleh Allah, bukanlah
berarti, bahwa dia telah berkuasa pula sebagai Allah dan sama kedudukan dengan
Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada jasad dan rupa bentuk kamu,
tidak kepada keturunan dan harta kekayaan kamu, sebaliknya Allah memandang
kepada hati kamu. Maka siapa yang
memiliki hati suci bersih, niscaya Allah amat mencintai orang tersebut.
Ketahuilah wahai Anak Adam bahwa orang
yang paling dicintai Allah ialah orang yang paling bertakwa di kalangan kamu.” (HR Muslim dan Tabrani)
Takwa
dapat kita artikan :
1.
Terpeliharanya diri untuk tetap taat
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya;
2.
Keinsafan diri yang diikuti dengan kepatuhan
dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya;
3. Kesalehan hidup. Kesalehan tidak hanya dilihat dari ketaatan dan kesungguhan seseorang dalam menjalankan ibadah ritual, karena ini sifatnya hanya individual dan sebatas hubungan dengan Allah SWT (Hablumminallah), tetapi kesalehan juga dilihat dari dampak kongkretnya dalam kehidupan bermasyarakat. Kesalehan sangat tergantung pada tindakan nyata seseorang, dalam hubungannya dengan sesama manusia (Hablumminannas); juga sangat tergantung pada sikap serta prilakunya terhadap alam, baik hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya (Dr. Hj. Helmiati, M.Ag)
Jelas bahwa kata kuncinya adalah takwa,berarti mereka yang
tidak mau merima semua mahluk telah menyimpang dari tujuan penciptaannya dan
tidak bertakwa kepada Allah SWT . Di atas sudah digambarkan bahwa penolakan ini
disebabkan karena kuatnya hasrat ,hasrat untuk menguasai sendi-sendi kehidupan
dari hulu hingga hilir . Lantas kalau kita sudah berhasil memenuhi hasrat, apa
memang itu sebetulnya yang kita cari ,
yang kita bela ? dan apakah sesuai dengan ucapan yang senantiasa kita ucapkan
saat menghadap Yang Serba Maha ,bahwa hidup dan mati kita diabdikan kepada yang
tidak pernah meninggalkan kita , yaitu kepada Yang Maha benar perhitungannya
dan Maha teliti pembalasannya dan Maha kuat perlindungannya ,kepada Yang serba
Maha inilah loyalitas kita berikan secara total dan jika hal-hal tersebut kita
terapkan maka sesungguhnya kita telah mempertuhankan Allah SWT dan fungsi kita
sebagai Khalifatullah terpenuhi , selain itu rasa damai dalam menjalani
kehidupan akan senantiasa kita rasakan , suasana batin terasa damai dan itu
indikator utama kita telah berada pada lintasan yang benar dalam beragama .
(
FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar