Penyintas
Oleh ; Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial
Banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari menyaksikan film Designated Survivor, dalam drama politik ketika nasib Amerika ada di tangan pejabat tingkat rendah setelah serangan di Washington DC melumpuhkan pemerintahan . Bagaimana ketika Tom Kirkman Menteri Perumahan dan Pengembangan Kota Amerika ditunjuk sebagai designated survivor yang akan menggantikan posisi Prsiden Amerika jika terjadi sesuatu yang menewaskan jajaran Pemerintahan dan hal tersebut betul-betul jadi kenyataan ketika Gedung Hospital diledakkan, jadilah Tom Kirkman sebagai Presiden Amerika. Menjadi seorang penyintas yang bekerja keras untuk mempertahankan negara sekaligus mempertahankan keberadaannya. Kerja keras dan kerja cerdas yang ditunjukkan oleh Presiden Tom Kirkman sangat luar biasa meski saat dia menjadi Menteri Perumahan dan Pengembangan kota Amerika, kemampuannya sangat diragukan bahkan sedang dalam target untuk di reshuffle dari kabinet.
Dalam banyak aspek kehidupan, kita temui para penyintas yang menurut penjelasan Wikipedia , penyintas adalah seseorang yang bertahan hidup . Pertahanan hidup merupakan kemampuan untuk bertahan hidup di dalam suatu kondisi atau keadaan. Pertahanan hidup juga bisa diartikan sebagai teknik atau ilmu dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap keselamatan diri. Di kalangan penggiat kegiatan alam bebas pertahanan hidup dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan terhadap kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang terjadi di alam terbuka dengan mempergunakan perlengkapan seadanya.
Kata penyintas kali pertama muncul sekitar tahun 2005. Kata tersebut dipopulerkan oleh para aktivis kemanusiaan dan relawan saat terjadi bencana. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata survivor dari bahasa Inggris yang berarti ‘orang yang selamat'. Meskipun semua penyintas mengalami penderitaan, tetapi tidak selalu sama dengan korban akibat suatu kejadian. Sebab, korban, pada umumnya tidak memiliki kemampuan (berdaya) untuk bertahan dalam suatu kondisi, bahkan ada yang meninggal dunia. Dengan demikian, apabila seseorang yang menjadi korban dari suatu kejadian atau bencana, tetapi ia berhasil bangkit, maka ia disebut sebagai penyintas.
Di awal tahun 2020, ketika dunia dikejutkan dengan terjadinya pandemi covid-19 di seluruh dunia yang merengut nyawa yang sangat banyak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, hampir 15 juta orang meninggal karena pandemi Covid-19 di 2020 dan 2021. Jumlah ini hampir tiga kali lebih banyak dari yang dilaporkan sebelumnya. Para peneliti mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan kematian 4,5 juta lebih banyak dari yang diperkirakan di 2020, dan 10,4 lebih banyak dari yang diperkirakan di 2021. Laporan ini diterbitkan Online pada Rabu di jurnal Nature. Sebagai perbandingan, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia pada tahun 2019 dengan hampir 9 juta kematian. Berdasarkan angka-angka ini, "kami perkirakan Covid-19 menjadi salah satu penyebab utama kematian pada tahun 2020 dan penyebab utama kematian pada tahun 2021," penulis penelitian menyimpulkan, dikutip dari laman United Press International (UPI). Menurut analisis baru ini, India, Rusia, Indonesia, Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko mencatat angka kematian Covid-19 tertinggi di 2020 dan 2021. India mencatat 4,7 juta kematian dalam dua tahun tersebut, menjadikannya negara yang paling parah dihantam Covid selama pandemi. Lebih dari sepertiga kematian Covid-19 tercatat di Asia Tenggara yaitu hampir 6 juta kematian tambahan.
Meski demikian, di tengah situasi sulit selalu ada optimisme. Tidak sedikit mereka yang terpapar virus covid-19 berhasil sembuh. Sebagai penyintas covid-19 , mereka merasa menjalani kehidupan kedua setelah berhadap dengan virus yang nyaris meregang nyawa mereka Tidak sedikit dari mereka yang dengan sangat patuh mengikuti protokoler kesehatan ,mulai dari menjaga jarak, memakai masker , mencuci tangan tetap terkena virus covid-19. Disaat-saat seperti ini, keluarga perlu memberi pemahaman dan menyadari bahwa bisa jadi ini merupakan kehendak Tuhan dan dalam proses isolasi keluarga perlu saling menguatkan. Banyak orang yang gugur pada saat melawan Covid-19, baik itu tenaga medis maupun masyarakat umum. Dengan ribuan nyawa di Indonesia yang tidak terselamatkan dari Covid-19, tentu timbul rasa takut yang luar biasa, sehingga dalam menghadapi ujian Covid-19 ini yang harus kita jaga adalah imun dan iman kita. Dengan terjaganya imun dan iman maka akan terjaga juga kondisi mental dan psikis kita. Belum lagi perilaku di tengah masyarakat yang mengucilkan mereka yang sedang terpapar Covid-19. Banyak cerita dari penyintas covid-19 yang berhasil lolos dan berjuang melawan ganasnya virus covid-19 yang membayangkan mereka hanya tinggal menghitung hari menuju kematian. Dan para penyintas ini adalah mereka yang pada akhirnya berhasil menyiapkan mental dan tetap semangat dan optimis , meningkatkan imunitas dan yakin bahwa Allah itu tidak akan menguji manusia di luar kemampuannya, hingga keajaiban dari Allah SWT pun datang dan menyembuhkan mereka dari Covid-19 setelah berjuang dan melewati isolasi mandiri selama 14 hari. Dari pengalaman para penyintas covid-19 hal penting yang kita catat dari keberhasilan mereka berjuang melawan virus mematikan tersebut adalah adanya rasa aman, imun dan iman. Per tanggal 30 April 2023 , total akumulatif terdapat 6.774.721 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 sampai saat ini di Indonesia. Kasus sembuh pada hari ini bertambah 819 orang. Dengan begitu total akumulatif ada 6.599.594 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 di Indonesia hingga saat ini ( penyintas ). Total akumulatif menjadi 161.284 orang meninggal dunia di Indonesia hingga kini akibat terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.
Sebagai penyintas, para korban dari suatu kejadian atau bencana yang berhasil bangkit dengan kekuatan imun dan iman yang kemudian memberikan rasa aman dan semangat serta optimis menatap kehidupan kedua setelah mereka lolos dari wabah virus yang mematikan , bagi penyintas korban bencana gempa bumi selain dari uraian di atas, mereka memerlukan pendampingan dengan memberikan trauma he aling yaitu suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu, agar mereka tidak berdiam diri dan dapat segera melakukan aktivitas normal, terutama bagi orang dewasa maupun anak-anak yang tinggal dalam tenda pengungsian. Tentunya stres tinggi dirasakan , sehingga perlu ada penyegaran atau trauma he aling yang dapat diberikan agar mereka kembali semangat dan tidak hanya berdiam diri menunggu bantuan.
Tidak mudah bagi penyintas untuk bangkit dari kejadian atau bencana yang menimpa mereka. Dorongan semangat dan upaya untuk membangkitkan semangat mereka untuk melanjutkan kehidupan dengan rasa optimis sangat diperlukan, termasuk juga diperlukannya tokoh penyelamat seperti dalam film designated survivor jika kejadian atau peristiwa bencana tersebut dihadapkan dengan tewasnya penyelenggara pemerintahan baik dalam skala daerah maupun nasional . Gerak cepat dan tindak penyelamatan pada penyintas menjadi sangat penting dilakukan. (fsy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar