Minggu, 19 April 2020

Permainan dan Senda Gurau


Permainan dan Senda Gurau
Oleh ; Febri Satria Yazid
·         Pemerhati soisal


 "Dan kehidupan dunia tak lain adalah permainan dan senda gurau." (QS. Al-An’am: 32)
Ini adalah Firman Allah SWT , yang menurut KBBI firman merupakan sabda atau perintah dari Allah SWT pencipta alam semesta. Panduan hidup agar umat berada pada lintasan yang benar dalam menjalani suatu peristiwa kehidupan, agar tidak ada galau,tidak ada keraguan dan kekhawatiran serta kecemasan pada setiap perjalanan  yang dilalui.
Kini dunia sedang dilanda wabah virus , meski badan kesehatan dunia (WHO) telah memberikan penjelasan yang konkrit tentang apa itu virus, bagaimana penyebarannya, bagaimana agar manusia tidak terpapar virus corona ( covid 19 ), tetap saja manusia  melakukan langkah-langkah ekstrim ,baik ekstrim sangat protektif ataupun ekstrim  tidak peduli sama sekali dengan dalil dan landasan berpikir masing-masing. Bagaimana agar penyebaran wabah virus ini dapat disikapi dengan pas dan proporsional oleh setiap masyarakat dari berbagai kalangan dan berbagai  kepercayaan ?
Firman Allah SWT di atas  akan menguatkan sikap mental kita dalam menghadapi wabah ini   bahwa ‘permainan dan senda gurau ‘ inipun akan berlalu. Dengan landasan seperti itu, maka apapun yang terjadi kita kembali kepada pegangan dan petunjuk kehidupan bahwa dunia adalah seperti ini.  Ada jalan untuk menata hidup dan melindungi kita. Itulah jalan keselarasan , tak ada yang bisa mengelabui kita dengan  berbagai berita hoaxs yang banyak menyertai di banyak media,dengan berbagai kepentingan, ada juga yang bertindak seperti pribahasa ‘menangguk di air keruh’  dengan mencari keuntungan dalam kekacauan, batin tertutupi ketamakan, kebencian dan kekelirutahuan . Ada juga yang bertindak sebagai makhluk unggul ,penuh cinta kasih dan kepedulian pada sesama dengan bersimpati dan berempati kepada mereka yang terpapar virus atau terkena dampak sosial akibat adanya kebijakan pemerintah melakukan  pembatasan sosial berskala besar  dengan melakukan penggalangan dana dari para donator untuk kemudia  di-distribusikan dalam bentuk sumbangan alat pelindung diri,alat kesehatan lain yang wajib digunakan oleh masyarakat. Ada juga dalam bentuk penyediaan ‘sembako’ bagi mereka yang terganggu mata pencahariannya akibat adanya pembatasan sosial berskala besar.
Di media sosial, sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kepentingan masing-masing , kajian tentang virus corona ini sangatlah lengkap, yang bisa jadi membuat masyarakat menjadi kebinggungan dalam memilih dan memilah kebenarannya. Maka dalam situasi seperti ini, suasana bathin memerlukan arah yang dapat menentramkan diri dan firman Allah SWT tentang hidup tak lebih dari permainan dan senda gurau perlu dijadikan sebagai kekuatan dalam menyikapi keadaan. Jika kita mencapai tempat pengenalan kebenaran ini, kita akan menjadi orang yang tidak ruwet, tidak menuntut, puas dengan apa yang kita miliki, mudah bagi orang lain untuk bicara dengan kita,dan tidak angkuh dalam perilaku. Dapat hidup dengan nyaman. Maka menenangkan batin dari melihat dan mendengar pemberitaan tentang virus corona saat ini diperlukan , ibarat air yang ada endapan di dalamnya, ketika air diam, air jernih, namun  ketika ada sesuatu yang mengusiknya ,maka kotoran naik dan mengeruhkannya. Jika batin  selalu dibiarkan berpikir dan mencemasi banyak hal, kita tidak akan pernah bisa melihat apapun dengan jernih.
Apapun yang kita temui ,batin akan mengatakan ,’ini cuma seperti ini ‘ . Semua fenomena adalah semu, tidak ada apapun  yang stabil atau tetap. Semuanya akan berubah dan memiliki ciri ketidak tetapan. Ini-pun akan berlalu. Kita pada umumnya takut menderita, dan hanya tertarik dengan apa yang tampak bagus dan indah. Padahal derita yang membawa duka dapat membuat kita berpikir untuk ‘ melarikan diri’ dan melakukan perenungan , mencari sebab akibat , untuk kemudian mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
Berpikir jernih tentang kehidupan dan kematian bahwa kehidupan semua makhluk tidaklah pasti. Ketika kita memahami ini, maka kita dapat dengan lebih rileks melakukan apa yang kita tekuni, menjalani pasang surut kehidupan tanpa rasa sedih,kecewa dan takut. Juga tidak akan gembira meluap-luap dalam berbagai pencapaian yang kita raih. Batin kita telah ternaungi rasa aman dengan perbuatan baik. Melampaui duka tidaklah bergantung pada pendapat orang lain tentang kita , namun bergantung pada keadaan batin kita sendiri.
Kita lakoni permainan dan senda gurau kehidupan dengan batin praktisi sejati seperti air diam yang mengalir atau seperti air mengalir yang diam. Dengan membuat batin seperti ini, maka kita akan memperoleh keheningan sekaligus kebijaksanaan . Jangan terlalu cemas dengan hal-hal yang kita miliki, karena sesungguhnya meraka tidak benar-benar milik kita.(FSY)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar