Permainan
dan Senda Gurau
Oleh
; Febri Satria Yazid
·
Pemerhati
soisal
"Dan kehidupan dunia tak lain adalah
permainan dan senda gurau." (QS. Al-An’am: 32)
Ini adalah Firman Allah SWT
, yang menurut KBBI firman merupakan sabda atau perintah dari Allah SWT
pencipta alam semesta. Panduan hidup agar umat berada pada lintasan yang benar
dalam menjalani suatu peristiwa kehidupan, agar tidak ada galau,tidak ada
keraguan dan kekhawatiran serta kecemasan pada setiap perjalanan yang dilalui.
Kini dunia sedang dilanda
wabah virus , meski badan kesehatan dunia (WHO) telah memberikan penjelasan
yang konkrit tentang apa itu virus, bagaimana penyebarannya, bagaimana agar
manusia tidak terpapar virus corona ( covid 19 ), tetap saja manusia melakukan langkah-langkah ekstrim ,baik
ekstrim sangat protektif ataupun ekstrim tidak peduli sama sekali dengan dalil dan
landasan berpikir masing-masing. Bagaimana agar penyebaran wabah virus ini
dapat disikapi dengan pas dan proporsional oleh setiap masyarakat dari berbagai
kalangan dan berbagai kepercayaan ?
Firman Allah SWT di atas akan menguatkan sikap mental kita dalam
menghadapi wabah ini bahwa ‘permainan
dan senda gurau ‘ inipun akan berlalu. Dengan landasan seperti itu, maka apapun
yang terjadi kita kembali kepada pegangan dan petunjuk kehidupan bahwa dunia
adalah seperti ini. Ada jalan untuk
menata hidup dan melindungi kita. Itulah jalan keselarasan , tak ada yang bisa
mengelabui kita dengan berbagai berita
hoaxs yang banyak menyertai di banyak media,dengan berbagai kepentingan, ada
juga yang bertindak seperti pribahasa ‘menangguk di air keruh’ dengan mencari keuntungan dalam kekacauan,
batin tertutupi ketamakan, kebencian dan kekelirutahuan . Ada juga yang
bertindak sebagai makhluk unggul ,penuh cinta kasih dan kepedulian pada sesama
dengan bersimpati dan berempati kepada mereka yang terpapar virus atau terkena
dampak sosial akibat adanya kebijakan pemerintah melakukan pembatasan sosial berskala besar dengan melakukan penggalangan dana dari para
donator untuk kemudia di-distribusikan
dalam bentuk sumbangan alat pelindung diri,alat kesehatan lain yang wajib
digunakan oleh masyarakat. Ada juga dalam bentuk penyediaan ‘sembako’ bagi
mereka yang terganggu mata pencahariannya akibat adanya pembatasan sosial berskala
besar.
Di media sosial, sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan kepentingan masing-masing , kajian tentang virus
corona ini sangatlah lengkap, yang bisa jadi membuat masyarakat menjadi
kebinggungan dalam memilih dan memilah kebenarannya. Maka dalam situasi seperti
ini, suasana bathin memerlukan arah yang dapat menentramkan diri dan firman
Allah SWT tentang hidup tak lebih dari permainan dan senda gurau perlu
dijadikan sebagai kekuatan dalam menyikapi keadaan. Jika kita mencapai tempat
pengenalan kebenaran ini, kita akan menjadi orang yang tidak ruwet, tidak
menuntut, puas dengan apa yang kita miliki, mudah bagi orang lain untuk bicara
dengan kita,dan tidak angkuh dalam perilaku. Dapat hidup dengan nyaman. Maka
menenangkan batin dari melihat dan mendengar pemberitaan tentang virus corona
saat ini diperlukan , ibarat air yang ada endapan di dalamnya, ketika air diam,
air jernih, namun ketika ada sesuatu
yang mengusiknya ,maka kotoran naik dan mengeruhkannya. Jika batin selalu dibiarkan berpikir dan mencemasi
banyak hal, kita tidak akan pernah bisa melihat apapun dengan jernih.
Apapun yang kita temui
,batin akan mengatakan ,’ini cuma seperti ini ‘ . Semua fenomena adalah semu,
tidak ada apapun yang stabil atau tetap.
Semuanya akan berubah dan memiliki ciri ketidak tetapan. Ini-pun akan berlalu.
Kita pada umumnya takut menderita, dan hanya tertarik dengan apa yang tampak
bagus dan indah. Padahal derita yang membawa duka dapat membuat kita berpikir
untuk ‘ melarikan diri’ dan melakukan perenungan , mencari sebab akibat , untuk
kemudian mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
Berpikir jernih tentang
kehidupan dan kematian bahwa kehidupan semua makhluk tidaklah pasti. Ketika
kita memahami ini, maka kita dapat dengan lebih rileks melakukan apa yang kita
tekuni, menjalani pasang surut kehidupan tanpa rasa sedih,kecewa dan takut.
Juga tidak akan gembira meluap-luap dalam berbagai pencapaian yang kita raih.
Batin kita telah ternaungi rasa aman dengan perbuatan baik. Melampaui duka
tidaklah bergantung pada pendapat orang lain tentang kita , namun bergantung
pada keadaan batin kita sendiri.
Kita lakoni permainan dan
senda gurau kehidupan dengan batin praktisi sejati seperti air diam yang
mengalir atau seperti air mengalir yang diam. Dengan membuat batin seperti ini,
maka kita akan memperoleh keheningan sekaligus kebijaksanaan . Jangan terlalu
cemas dengan hal-hal yang kita miliki, karena sesungguhnya meraka tidak
benar-benar milik kita.(FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar