Rabu, 22 April 2020

Banyak Jalan


Banyak Jalan
Oleh ; Febri Satria Yazid
·         Pemerhati sosial

“ Tuhan telah menyalakan  obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan. Sungguh berdosa jika kita memadamkanya dan mencampakanya dalam abu “(kahlil Gibran )

            Kata bijak di atas mempunyai makna yang dalam dan mengingatkan anugerah yang telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada umat manusia yang telah ditunjuk sebagai khalifatullah di bumi. Dibekali qalbu ( hati ) yang memancarkan cahaya pengetahuan yang mengarahkan pikiran dalam proses penerimaan pengetahuan , seperti ungkapan ‘ educating the mind without educating the heart is not education at all ‘ mendidik  pikiran tanpa mendidik  hati ,bukanlah pendidikan sama sekali ( Aristoteles ).
            Dalam perjalanan kehidupan mengawal agar obor dalam hati kita tetap menyala dan memancarkan pengetahuan dalam mendidik pikiran dan hati , diperlukan pemahaman agar dalam perjalanannya kita bisa sabar dan tidak memadamkannya begitu saja jika dalam proses kita dihadapkan pada hal-hal yang tidak seperti perencanaan yang kita susun dalam meraih impian atau cita-cita kita. Saya pernah menyaksikan video yang cuplikannya saya uraikan di bawah ini ;    Saya kenal orang yang lulus di usia 21 tahun, tapi tidak mendapat pekerjaan sampai usia 27 tahun. Saya kenal orang yang telat lulus usia 25 tahun, tapi langsung mendapat pekerjaan. Saya kenal orang yang tidak pernah kuliah, tapi telah menemukan passion mereka di usia 18 tahun. Saya kenal orang yang setelah lulus kuliah, langsung mendapat pekerjaan, tapi membenci pekerjaan mereka. Saya kenal orang yang tidak langsung kuliah, tapi menemukan tujuan hidup mereka. Saya kenal orang yang sangat yakin tentang apa yang akan mereka kerjakan saat usia 16 tahun, tapi berubah pikiran saat berusia 26 tahun. Saya kenal orang yang punya anak tapi tidak punya pasangan. Saya kenal orang yang menikah tapi harus menunggu 8-10 tahun untuk memiliki anak. Saya kenal orang yang terikat dalam suatu hubungan tapi mencintai orang lain. Saya kenal orang yang saling mencintai tapi tidak bersama-sama.
          Banyak lagi cuplikan peristiwa kehidupan atau perjalanan kehidupan  yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan atau kita saksikan perjalanan hidup seseorang yang menurut ukuran kita sangat mulus,lancar  dan dalam waktu sangat singkat kita sebut orang tersebut berprestasi dan sukses.
          Pertanyaannya apa betul pencapaian orang yang kita amati tersebut memang pantas dikategorikan sebagai prestasi dan sukses ? Menurut pengertiannya prestasi adalah hasil dari usaha.Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang.Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan.Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh .Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras. Sedangkan sukses diartikan sebagai kemampuan untuk menjalani hidup kita sesuai dengan keinginan kita, melakukan apa yang yang paling dinikmati, dikelilingi oleh orang-orang yang kita  senangi dan hormati.
          Kalau kita hubungkan dengan pernyataan Kahlil Gibran di atas dan beberapa kejadian kehidupan yang dialami seseorang seperti cuplikan kisah video itu, bagi mereka yang berhadapan dengan berbagai kendala dan benturan apa akan kita simpulkan yang bersangkutan tidak berprestasi dan tidak sukses?
          Agar suasana batin kita tidak terguncang atau frustrasi dalam menyikapi hal yang menurut ukuran kita manusia adalah benturan dan kendala yang berujung kegagalan hidup, maka disinilah pentingnya pemahaman agama yang menjelaskan apa hakekat kehidupan yang sesungguhnya , tentang ukuran prestasi dan sukses. Juga beberapa kisah perjalanan Nabi dan Rasul yang sengaja ditunjukkan oleh Allah SWT dalam menguji kesabaran .Sangat sederhana, bahwa Allah SWT memberikan banyak jalan dalam meraih garis kehidupan yang telah ditetapkanNya, sebagai suatu takdir dan keyakinan bahwa dengan kesabaran dan doa, kita bisa beralih dari suatu takdir ke takdir berikutnya yang menurut Sang Pencipta paling tepat dan sanggup kita pikul dan jalani dengan rasa syukur dan tawakal pada kehendakNya. Setiap kita dapat satu peranan yang mesti kita mainkan, maka mainkanlah dengan baik dengan berpedoman kepada kitab yang telah diwahyukanNya ( FSY )


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar