Kamis, 05 Desember 2019

Kebebasan Sejati


KEBEBASAN SEJATI
Oleh ; Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial

          Kant tokoh dibidang Filosofi modern menyebutkan hasrat adalah kecenderungan diri. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia , hasrat/has·rat/  adalah  keinginan (harapan) yang kuat. Hasrat naluriah seseorang ditentukan oleh cara pandangnya terhadap kehidupan,sejauhmana hasratnya menguasai diri ,tidak diperbudak oleh hasrat dan dorongan qalbunya. Kita mampu mengendalikan diri ,melawan kecenderungan.
          Hasrat untuk diakui adalah hasrat alami. Pertanyaannya apakah kita mau untuk melakukan tindakan seperti benda  yang terus menggelinding turun karena faktor gravitasi demi menerima pengakuan dari orang lain?. Membawa diri sendiri agar tidak dibenci orang lain adalah cara hidup yang amat mengekang dan mustahil untuk dicapai .Sebaliknya ada harga yang harus dibayar , dibenci orang lain ketika seseorang ingin menggunakan kebebasannya dalam hubungan interpersonal , sebagai bukti bahwa kita sedang menggunakan kebebasan  dan menjalankan  hidup sesuai dengan prinsip-prinsip sendiri.
          Ketika kita mengkuatirkan pandangan orang kepada diri kita, kuatir dihakimi ,menyebabkan kita terus menerus mendambakan pengakuan dari orang lain dan menjaga komunikasi karena komunikasi sangat penting bagi semua aspek kehidupan manusia. Ketika kita sudah melakukan hal-hal tersebut dengan baik,maka kita sangat berharap lingkungan akan menyukai diri kita dan ketika hal tersebut tidak terjadi, maka kita lantas kecewa dan menyalahkan diri, saya mesti bersikap bagaimana lagi agar disukai. Padahal tidaklah perlu demikian ,kita sudah mempunyai job description masing-masing, bahwa kita telah berusaha melakukan hal terbaik yang sesuai dengan norma-norma kehidupan dan orang lain juga punya job description untuk melakukan penilaian terhadap tindakan yang kita lakukan.
          Mendambakan pengakuan untuk disukai oleh seluruh personal yang berinteraksi dengan kita adalah upaya sia-sia yang dapat  membuat diri frustrasi. Setiap kita tentu punya prinsip-prinsip yang dilandasi oleh sejauhmana pemahaman kita tentang suatu hal dan seperti kepercayaan yang kita anut mengatur tentang bagaimana menjaga hubungan baik dengan sesama dan konsekswensi yang bisa mempengaruhi hubungan kita secara vertical dengan Yang Serba Maha jika kita keliru dalam menyikapi dan menjaga hubungan baik dengan sesama.
Jadilah diri sendiri , tanpa harus ‘melacurkan diri’ atau jadi bunglon yang berubah setiap saat lalu menyatakan itu sebagai bagian dari proses adaptasi. Melakukan hubungan yang tanpa beban , rileks dan saling menghargai sesama dalam suatu himpunan kehidupan. Ada kesamaan pemikiran ,hobi dan lain sebagainya kita tempatkan dalam suatu irisan yang memperkuat hubungan sosial. Keberanian untuk bahagia juga mencakup keberanian untuk tidak disukai. Jika kita telah berhasil melakukan hal ini, ,maka seluruh hubungan interpersonal akan berubah menjadi sesuatu yang ringan dan itu berarti kita telah berhasil meraih kebebasan sejati. (FSY)

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar