Selasa, 29 Oktober 2019

Kendali


Kendali
Oleh ; Febri Satria Yazid*
*Pemerhati sosial

“ Ketika orang-orang mengalihkan perhatian mereka dari pilihan rasional sendiri ke hal-hal di luar kendali mereka, atau berusaha menghindari hal-hal yang dikendalikan pihak lain ,maka mereka akan merasa terganggu,ketakutan dan labil “ (Epictetus –Discourses)
          Kendali menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekang,  kendali diri diartikan sebagai kemampuan seseorang yang peka akan keadaan diri dan lingkungan yang berguna dalam proses sosialisasi. Perilaku seseorang dikontrol dengan melihat situasi lingkungan agar sesuai dengan harapan lingkungan yang ada.
          Dalam realitas kehidupan , ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita. Tentu jika hal yang akan kita lakukan berada di dalam kendali diri kita, sepenuhnya kita dapat menentukan langkah-langkah yang hendak kita lakukan untuk mewujudkan atau menggagalkan suatu peristiwa kehidupan. Yang jadi persoalan seperti yang disampaikan di atas, bagaimana kendali diri dalam menghindari hal-hal yang dikendalikan pihak lain, karena dapat berdampak kepada terganggunya sikap mental kita . Jika kita tidak mampu kendalikan diri dalam menyikapi hal-hal yang di luar kendali diri ,dimana keberadaan kita lemah,maka kita cenderung akan selalu menyalahkan manusia. Menurut Stoisisme, hal-hal yang tidak di bawah kendali kita ; tindakan orang lain,opini orang lain, reputasi / populeritas , kondisi saat lahir, cuaca, gempa bumi, dan lain-lain.
          Kendali bukan saja tentang bagaimana kemampuan kita memperoleh , tetapi bagaimana kemampuan kita dalam mempertahankan suatu hal, misalnya tentang persahabatan ,karena  melibatkan orang lain , maka kendali tidak sepenuhnya berada pada diri kita sendiri. Walaupun kita telah memenuhi norma pergaulan dengan bersikap jujur, menghormati, menghargai dan menyenangkan serta berusaha mempertahankan persahabatan tersebut, akan tetapi persahabatan bisa berubah menjadi perseteruan , menjadi dingin bahkan bisa berakhir karena suatu hal , misalnya terjadi tabrakan kepentingan atau karena naksir orang yang sama.
Bisa juga terjadi hal sebaliknya diawali dengan perseteruan dalam suatu kompetisi atau pertarungan ,seperti pemilihan presiden di Negara kita beberapa waktu lalu, baiknya kendali diri dari masing-masing calon Presiden  dengan spirit yang sama ingin mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia , maka setelah pemilihan berlangsung ,kedua calon mampu melakukan rekonsiliasi dengan baik . Pak Jokowi sebagai pemenang Pilpres dan Pak Prabowo yang dikalahkan telah memberikan contoh yang baik kepada masyarakat tentang manfaat dari pentingnya kendali diri , dan bagaimana menyikapi hal-hal yang di luar kendali diri. Kini mereka telah berkolaborasi dalam pemerintahan sebagai Presiden dan Menteri Pertahanan.
          Menurut William Irvine, agar kita nyaman dalam menyikapi suatu peristiwa , agar tetap termotivasi dan terus bekerja keras,maka perlu kita pilah ; hal yang bisa kita kendalikan, hal yang tidak bisa kendalikan dan hal yang sebagian dapat kita kendalikan.
          Dalam berbisnis , sebagian berada dalam kendali kita dengan memberikan produk atau jasa terbaik , menetapkan harga yang kompetitif , menyelesaikan pengerjaan produk / jasa tepat waktu, tidak menipu pelanggan ,  sudah cukup bagi kita untuk melakukan upaya terbaik pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Di luar kendali kita, banyak factor luar yang turut menentukan, tingkat persaingan , regulasi pemerintah, atau adanya potensi curang dari rekan bisnis ( kesetiaan pelanggan). Dengan menyadari bahwa ada factor di luar kendali kita, maka saat mengalami kegagalan kita tidak perlu terlalu kecewa atau meratapi kenyataan.
          Demikian juga untuk aspek-aspek lain dalam kehidupan yang hanya sebagian di bawah kendali kita ,kita lakukan saja dengan sebaik-baiknya hal-hal yang dalam kendali dan untuk hal-hal di luar kendali, kita jaga agar tidak menjadi sumber kekhawatiran dan menganggu emosi. Misalnya perjalanan karier, perlombaan olahraga, hubungan pernikahan.
          Dengan kita pisahkannya target internal dan hasil yang di luar kendali kita, maka kita akan peroleh manfaat memfokuskan energy dan kebahagiaan pada hal-hal yang di bawah kendali kita dan saat hasil tidak seperti yang kita harapkan , mental kita tidak terpuruk. Dalam keadaan sulitpun, hal-hal menyangkut pikiran, persepsi dan pertimbangan  tetap berada dalam kendali kita. Kendali atau kontrol diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan.
Seseorang dengan kemampuan pengendalian diri yang lebih baik ternyata memiliki kemungkinan hidup lebih sukses dibanding mereka yang sering lepas kendali,mereka akan merasa terganggu ,  ketakutan dan labil ,kehilangan semangat juang dan pada akhirnya membuat mereka putus asa dalam menjalani kehidupan. Rasulullah SAW  bersabda ; Orang yang kuat bukanlah orang yang (biasa menang) saat bertarung/bergulat, tetapi orang kuat itu adalah yang (mampu) mengendalikan diri " (H.R. Bukhari dan Muslim). Menyadari bahwa hanya sebagiaan peristiwa kehidupan berada dalam kendali kita , maka untuk hal-hal yang berada di luar kendali kita ,tidak sepantasnya kita menjadi lemah dan menyalahkan manusia. Hiduplah dengan berani dan tetap ramah kepada orang lain. Menurut Frankl di dalam situasi yang paling menyakitkan dan tidak manusiawi , hidup masih memiliki makna  dan karenanya penderitaan-pun dapat bermakna. Kita tidak dapat memilih situasi kita ,tetapi kita selalu bisa menentukan sikap kita terhadap situiasi yang sedang kita alami. (FSY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar