Kendali
Oleh ; Febri Satria Yazid*
*Pemerhati sosial
“ Ketika orang-orang
mengalihkan perhatian mereka dari pilihan rasional sendiri ke hal-hal di luar
kendali mereka, atau berusaha menghindari hal-hal yang dikendalikan pihak lain
,maka mereka akan merasa terganggu,ketakutan dan labil “ (Epictetus –Discourses)
Kendali
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kekang, kendali diri diartikan sebagai kemampuan
seseorang yang peka akan keadaan diri dan lingkungan yang berguna dalam proses
sosialisasi. Perilaku seseorang dikontrol dengan melihat situasi lingkungan
agar sesuai dengan harapan lingkungan yang ada.
Dalam
realitas kehidupan , ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada
hal-hal yang tidak di bawah kendali kita. Tentu jika hal yang akan kita lakukan
berada di dalam kendali diri kita, sepenuhnya kita dapat menentukan
langkah-langkah yang hendak kita lakukan untuk mewujudkan atau menggagalkan
suatu peristiwa kehidupan. Yang jadi persoalan seperti yang disampaikan di
atas, bagaimana kendali diri dalam menghindari hal-hal yang dikendalikan pihak
lain, karena dapat berdampak kepada terganggunya sikap mental kita . Jika kita
tidak mampu kendalikan diri dalam menyikapi hal-hal yang di luar kendali diri
,dimana keberadaan kita lemah,maka kita cenderung akan selalu menyalahkan
manusia. Menurut Stoisisme, hal-hal yang tidak di bawah kendali kita ; tindakan
orang lain,opini orang lain, reputasi / populeritas , kondisi saat lahir,
cuaca, gempa bumi, dan lain-lain.
Kendali
bukan saja tentang bagaimana kemampuan kita memperoleh , tetapi bagaimana
kemampuan kita dalam mempertahankan suatu hal, misalnya tentang persahabatan
,karena melibatkan orang lain , maka
kendali tidak sepenuhnya berada pada diri kita sendiri. Walaupun kita telah
memenuhi norma pergaulan dengan bersikap jujur, menghormati, menghargai dan
menyenangkan serta berusaha mempertahankan persahabatan tersebut, akan tetapi
persahabatan bisa berubah menjadi perseteruan , menjadi dingin bahkan bisa
berakhir karena suatu hal , misalnya terjadi tabrakan kepentingan atau karena
naksir orang yang sama.
Bisa juga terjadi hal
sebaliknya diawali dengan perseteruan dalam suatu kompetisi atau pertarungan
,seperti pemilihan presiden di Negara kita beberapa waktu lalu, baiknya kendali
diri dari masing-masing calon Presiden
dengan spirit yang sama ingin mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia , maka setelah pemilihan berlangsung ,kedua calon mampu melakukan
rekonsiliasi dengan baik . Pak Jokowi sebagai pemenang Pilpres dan Pak Prabowo yang
dikalahkan telah memberikan contoh yang baik kepada masyarakat tentang manfaat
dari pentingnya kendali diri , dan bagaimana menyikapi hal-hal yang di luar
kendali diri. Kini mereka telah berkolaborasi dalam pemerintahan sebagai
Presiden dan Menteri Pertahanan.
Menurut
William Irvine, agar kita nyaman dalam menyikapi suatu peristiwa , agar tetap
termotivasi dan terus bekerja keras,maka perlu kita pilah ; hal yang bisa kita
kendalikan, hal yang tidak bisa kendalikan dan hal yang sebagian dapat kita
kendalikan.
Dalam
berbisnis , sebagian berada dalam kendali kita dengan memberikan produk atau
jasa terbaik , menetapkan harga yang kompetitif , menyelesaikan pengerjaan
produk / jasa tepat waktu, tidak menipu pelanggan , sudah cukup bagi kita untuk melakukan upaya
terbaik pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Di luar kendali kita, banyak factor
luar yang turut menentukan, tingkat persaingan , regulasi pemerintah, atau
adanya potensi curang dari rekan bisnis ( kesetiaan pelanggan). Dengan
menyadari bahwa ada factor di luar kendali kita, maka saat mengalami kegagalan
kita tidak perlu terlalu kecewa atau meratapi kenyataan.
Demikian
juga untuk aspek-aspek lain dalam kehidupan yang hanya sebagian di bawah
kendali kita ,kita lakukan saja dengan sebaik-baiknya hal-hal yang dalam kendali
dan untuk hal-hal di luar kendali, kita jaga agar tidak menjadi sumber
kekhawatiran dan menganggu emosi. Misalnya perjalanan karier, perlombaan
olahraga, hubungan pernikahan.
Dengan
kita pisahkannya target internal dan hasil yang di luar kendali kita, maka kita
akan peroleh manfaat memfokuskan energy dan kebahagiaan pada hal-hal yang di
bawah kendali kita dan saat hasil tidak seperti yang kita harapkan , mental
kita tidak terpuruk. Dalam keadaan sulitpun, hal-hal menyangkut pikiran,
persepsi dan pertimbangan tetap berada dalam
kendali kita. Kendali atau kontrol diri dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memutuskan sesuatu dengan mendisiplinkan kemauan atau dorongan-dorongan dalam
diri seseorang, serta menahan diri dengan sadar untuk bertindak guna mencapai
hasil dan tujuan sesuai yang diinginkan.
Seseorang dengan kemampuan
pengendalian diri yang lebih baik ternyata memiliki kemungkinan hidup lebih
sukses dibanding mereka yang sering lepas kendali,mereka akan merasa terganggu
, ketakutan dan labil ,kehilangan
semangat juang dan pada akhirnya membuat mereka putus asa dalam menjalani
kehidupan. Rasulullah SAW bersabda ;
Orang yang kuat bukanlah orang yang (biasa menang) saat bertarung/bergulat,
tetapi orang kuat itu adalah yang (mampu) mengendalikan diri " (H.R.
Bukhari dan Muslim). Menyadari bahwa hanya sebagiaan peristiwa kehidupan berada
dalam kendali kita , maka untuk hal-hal yang berada di luar kendali kita ,tidak
sepantasnya kita menjadi lemah dan menyalahkan manusia. Hiduplah dengan berani
dan tetap ramah kepada orang lain. Menurut Frankl di dalam situasi yang paling
menyakitkan dan tidak manusiawi , hidup masih memiliki makna dan karenanya penderitaan-pun dapat bermakna.
Kita tidak dapat memilih situasi kita ,tetapi kita selalu bisa menentukan sikap
kita terhadap situiasi yang sedang kita alami. (FSY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar