Selasa, 27 Agustus 2019

klarifikasi dan tersinggung








Klarifikasi dan Tersinggung
Oleh ; Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial
         
          Ketika ada suatu pernyataan yang dinilai menggambang makna dan tujuannya, lalu yang membaca atau mendengar meminta penjelasan kepada yang bersangkutan , sering kita temui yang ditanya menjawab maksudnya dan diakhir kata dia tekankan bahwa yang bertanya tersinggung,padahal yang bertanya memerlukan klarifikasi agar jelas makna sesungguhnya dari hal yang diungkapkannya.
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klarifikasi berarti   penjernihan, penjelasan, dan pengembalian kepada apa yang sebenarnya. Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa dalam klarifikasi tidak terdapat unsur tersinggung dan murni mendudukkan hal yang menimbulkan keraguan bagi yang membaca atau mendengar. Pernyataan baru berdampak tersinggung apabila apabila tendensius dan merasa disakiti (dilukai dan sebagainya) hatinya; merasa difitnah dan sebagainya (kata kiasan)
          Klarifikasi merupakan refleksi untuk mendapatkan kejelasan, sebagaimana firman Allah: “Tatkala datang kepadamu seorang fasiq membawa kabar maka tabayyun-lah”(QS.Al-Hujurat: 6), secara syar’iyah, tabayyun adalah upaya pencegahan tersebarnya berita bohong yang dapat mendatangkan mudharat, antara  pembuat berita  dan penerima berita  dari dosa adu-domba.
Dalam ushul fiqh, tabayyun termasuk pendekatan menutup terjadinya kerusakan agar tidak terjadi mudharat dan dosa. Sebab perbuatan adu domba  adalah dzalim yang merupakan dosa besar. Menurut Imam al-Gahazali yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam “al-Azdkar” hal. 299 ” tabayyun harus dilakukan dengan cara, penerima berita tidak boleh langsung mempercayainya,penerima berita mencegah penyebarluasan berita, membuat opini yang meluruskannya ,penerima berita menjatuhkan sanksi sosial kepada pembuat berita,penerima berita tidak boleh berprasangka buruk  atas pemberitaan,penerima berita tidak boleh terpancing mencari kesalahan pihak lain ,penerima berita jangan sampai terpedaya dengan isu yang belum jelas.
          Dari paparan   di atas   jelas   sudah perbedaan  antara  klarifikasi dengan tersinggung. Orang mudah tersinggung tidak mau berpikir dua kali untuk memahami orang lain, dia ingin dipahami terlebih dahulu.Dan dia ingin dibenarkan dahulu pendapatnya kalau yang dia lakukan (merasa tersinggung) itu benar karena orang yang dihadapi menurutnya sudah kelewatan.Berbeda dengan sifat mudah tersinggung, kalau perasaan tersinggung itu memang emosi yang manusiawi dan bukan sebuah tabiat/watak. Biasanya rasa tersinggung muncul karena dia sudah memberi toleransi, namun pihak tersebut masih juga tidak memiliki empati.
          Dengan komunikasi yang terbuka , mau berpikir untuk memahami maksud-maksud yang disampaikan seseorang atau melakukan klarifikasi jika ada ketidakjelasan ,akan dapat meminimalisasi terjadi konflik, dan yang dimintai klarifikasi tentu mesti menjelaskan dengan sejelas jelasnya tanpa menyimpulkan bahwa yang bertanya sedang tersinggung ( FSY)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar