Oleh Febri Satria Yazid
*pemerhati sosial
Masa
depan adalah gambaran keadaan pada beberapa kurun waktu kedepan sebelum kita meninggal.
Para pakar dari berbagai disiplin ilmu mengemukan berbagai macam strategi dalam
mempersiapkan diri menyongsong masa depan agar dapat dilalui dan dijalani dengan
baik, tidak tersingkirkan oleh seleksi alam yang begitu ketatnya. Persiapan sejak
dari rencana menghadirkan seorang anak di tengah keluarga, persiapan finasial sejak
dini, persiapan mental spiritual dan aspek-aspek lain dari kehidupan diseminarkan, dan menarik masyarakat untuk mengikutinya dengan satu maksud agar
bisa menjalani dan menghadapi proses menuju masa depan itu berlangsung mulus mencapai
sasaran yang diidam-idamkan.
Tahun
1956 Jay Livingdan Ray Evans menulis lagu Que Sera Sera yang kemudian menjadi
sound track fil Alfred Hitchcock The Man Who Knew Too Much,menarik garis tegas tentang masa depan ,membatasi
rasa takut terhadap masa depan yang mengacaukan kebahagiaan saat ini.
Que
sera sera memiliki arti apapun yang terjadi terjadilah,bisa bermakna kepasrahan
atas suatu kejadian yang menimpa seseorang, bisa juga bermakna penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT Sang Pemilik kehidupan yang belum dan tidak kita ketahui.
‘The
future’s not ours to see’ kita tidak tahu yang akan terjadi di masa depan.
Banyak variabel yang menyebabkan munculnya
rasa takut dalam menghadapi masa depan antara lain ; depresi
,frustrasi dan putus asa, menghambat kemajuan,dan sulit dibidang hubungan sosial.
Yang lebih utama timbulnya rasa cemas dalam menghadapi masa depan adalah lemahnya
keyakinan kepada Allah Swt, kurang tawakal dan larut dalam pikran neqatif. Agar
kita bisa melewati saat-saat kecemasan itu datang maka diperlukan keseimbangan dengan
meyakini harapan hidup akan lebih baik,menciptakan harapan-harapan dengan bekerja keras dan yang utama adalah tawakal.
Dalam
surat Lukman ayat 34 Allah Swt berfirman ; 'Sesungguhnya Allah ,hanya pada sisiNya
sajalah pengetahuan tentang hari kiamat . Dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui
apa yang ada dalam Rahim . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti
apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal'.
Ketidaktahuan
kita tentang banyak hal itulah yang membuat kita senantiasa berusaha,punya harapan
dan keyakinan bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini seperti hadist Rasulullah
SAW ;'Barangsiapa yang hari sekarang
lebih baik dari pada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung.
Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia adalah orang yang merugi.
Barangsiapa yang hari sekarang lebih jelek dari pada hari kemarin maka dia terlaknat”.
Lagu Que Sera Sera berisi anjuran
agar kebahagiaan hidup hari ini tidak dirusak oleh pemikiran kita akan hari esok
,tidak memusingkan masa depan ,kita lalui hari demi hari dengan sungguh-sungguh.
‘Words
doesn’t give any means, but people do’ bahwa kata-kata tidaklah memberi makna,
manusialah yang memberi maknanya,karenanya manusia mesti mencermati agar
pemaknaan terhadap kata-kata yang terucap memberikan dorongan yang positif dan tidak
memberikan makna menakutkan dalam mempersiapkan diri menyongsong masa depan.
Akan
kah kita melihat pelangi setiap hari dalam kehidupan kita, akankah langit selalu
berwarna biru, akankah berawan hitam. Kalau kita menyakini bahwa kehidupan ini berputar
silih berganti dan kita mesti siap menghadapi kehidupan dalam situasi apapun,
tentu kerisauan kita pada masa depan tidak akan sampai merusak kebahagiaan kita
pada hari ini.Diperlukan ketawakalan kepada Allah SWT dalam waktu kita menghadapi
bencana dengan keteguhan jiwa dan ketenangan qalbu yang tentram.Dalam surat Al-baqarah
ayat 277,Allah SWT berfirman ; ‘ Sesungguhnya orang-orang beriman ,mengerjakan amal
shaleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya
. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati’.
Kesalahan
dalam memahami tawakal bisa membuat seseorang menjadi enggan berusaha dan bekerja
dan memilih menunggu. Orang semacam ini bisa berpikir jika Allah SWT menghendaki
kita pandai ya pandai tanpa perlu belajar.Pemahaman semacam ini juga mematikan daya
saing pada pelaku kehidupan dalam mempersiapkan diri bertarung merebut masa depan
yang sarat dengan berbagai kendala dan hambatan.
Tawakal berarti
mewakilkan atau menyerahkan.Dalam agama Islam berarti berserah diri sepenuhnya
kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan atau menanti
akibat dari suatu keadaan.
Kalau
kita bertanya pada diri kita sendiri, bagaimanakah masa depanku?.Pertanyaan positif
karena itu berarti kita memahami dan menyadari betapa pentingnya merencanakan sesuatu.Sebagian
besar kita membayangkan kehidupan masa depan itu sesuatu yang indah lebih baik dari
kondisi kini yang memberi spirit dan dorongan kepada kita untuk mempersiapkan dengan
penuh harapan, kecuali kalau yang bersangkutan berada dalam keputusasaan.
Mengetahui
apa tujuan kita dalam melakukan sesuatu amatlah penting agar kita bisa melakukan
pemanfaatan yang optimal dari apa yang kita lakukan.Dengan demikian fase-fase kehidupan
akan maksimal pada setiap fase-nya, sejak seseorang lahir, melewati fase kanak-kanak,
remaja, dewasa, tua sampai kembali kepada Sang Pencipta. Dengan membuat perencanaan
sejak dini dan memperhitungkan semua aspek kehidupan, diharapkan masing-masing kita
akan berhasil melalui masa depan yang gemilang, hidup dalam suasana nyaman baik
lahir maupun bathin.
Bertawakal
adalah tumpuan terakhir dalam suatu usahaa atau perjuangan ,menyerahkan diri kepada
Allah SWT setelah berusaha mengikuti sunnatullah yang Allah SWT tetapkan(FSY).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar