Keseimbangan
Lagu
masa kanak-kanak ku, bahkan hingga kini masih sering ku dengar, tentang bermain
layangan, mengingatkan kita akan pentingnya arti keseimbangan. Liriknya itu
seperti ini 'Ku ambil buluh sebatang kupotong sama panjang, ku raut dan ku
timbang dengan benang, kujadikan layang-layang’. Mulai dari memotong buluh sama
panjang, kemudian setelah diraut ditimbang dengan benang untuk memperoleh
keseimbangan, baru
kemudian bisa dirangkai menjadi sebuah layang-layang.
Demikian
juga dengan aspek kehidupan lainnya, sebelum kita eksekusi suatu keputusan,
mencermati keadaan secara holistik sangatlah penting, agar memenuhi
kaidah-kaidah yang berlaku yang universal, dengan demikian keputusan dan
pilihan yang diambil tidak kontraproduktif, jadi bumerang atau jadi polemik.
Apalagi jika pilihan itu memerlukan komitmen dengan pihak lain, maka
mempertimbangkan pihak lain tentu mutlak dilakukan.
Jika
kita tidak memperhatikan sisi-sisi yang diuraikan diatas, maka potensi rusaknya
keseimbangan dan keharmonisan seperti analogi layangan di atas, akan berdampak
buruk, misalnya layangan bisa naik, akan tetapi berada dalam dalam posisi
miring dan keadaan seperti itu memerlukan kepiawaian seorang pemain layangan.
Bahkan dalam kondisi tidak dicapainya keseimbangan,layangan tidak bisa
mengudara, meski hembusan angin cukup kencang.
Keseimbangan
dalam interaksi dengan sesama juga demikian, adanya saling dalam
hubungan yang mutualisme mutlak ada, jika kita berharap interaksi tersebut
terjalin sepanjang masa. Benar bahwa ajaran agama menuntut kita untuk melakukan
sesuatu dengan keikhlasan, tanpa pamrih , tidak berharap pujian dan lain
sebagainya, akan tetapi ajaran agama juga yang mengajarkan agar kita dapat
bersikap baik dan mempunyai tata krama dalam menyikapi kebaikan dan keikhlasan
dengan sikap saling memperhatikan atau pandai berterima kasih.
Jika hal ini diabaikan, dapat
mengancam tidak tercapainya keseimbangan dan interaksi yang baik dan harmonis,
karenanya sering kita mendengar, melihat dan mengetahui, seseorang yang tadinya
mempunyai hubungan sosial yang baik tiba-tiba merenggang bahkan ada yang berujung
konflik.
Saling
menghargai dan menempatkan diri dalam posisi yang tepat juga perlu
diperhatikan, tidak semena-mena, karena merasa punya power atau otoritas lebih sehingga leluasa bertindak dan
mengabaikan komitmen. Jika angin terlalu kencang dan bingkai layangan terlalu
lemah, potensi terjadinya patahnya bingkai layangan cukup besar, demikian juga
sebaliknya jika angin yang akan mengantarkan layangan ke udara terlalu lemah,
tarikan benang tidak mampu menghasilkan daya angkat yang memadai.
Di
dalam mengerjakan kegiatan keduniaan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan
akhirat, keseimbangan juga diajarkan. Kejar duniamu seakan-akan kamu hidup
selamanya dan persiapkan akhiratmu seakan-akan kamu meninggal esok hari.
Dengan
keseimbangan, harmonisasi kehidupan akan menghasilkan irama yang menyejukkan,
memberi kedamaian, kelestarian dan keabadian.
Bahkan
alam pun baru dapat bersahabat dengan kita jika keseimbangan ekosistem dapat
kita ciptakan, apalagi
hubungan dengan sesama, tanpa
dilandasi keseimbangan, peluang untuk terjadinya kerusakan hubungan menghadang
setiap saat. (FSY)
👍🏻👍🏻👍🏻 paa
BalasHapus