Senin, 21 Maret 2022

 

Keseimbangan

            Lagu masa kanak-kanak ku, bahkan hingga kini masih sering ku dengar, tentang bermain layangan, mengingatkan kita akan pentingnya arti keseimbangan. Liriknya itu seperti ini 'Ku ambil buluh sebatang kupotong sama panjang, ku raut dan ku timbang dengan benang, kujadikan layang-layang’. Mulai dari memotong buluh sama panjang, kemudian setelah diraut ditimbang dengan benang untuk memperoleh keseimbangan, baru kemudian bisa dirangkai menjadi sebuah layang-layang.

            Demikian juga dengan aspek kehidupan lainnya, sebelum kita eksekusi suatu keputusan, mencermati keadaan secara holistik sangatlah penting, agar memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku yang universal, dengan demikian keputusan dan pilihan yang diambil tidak kontraproduktif, jadi bumerang atau jadi polemik. Apalagi jika pilihan itu memerlukan komitmen dengan pihak lain, maka mempertimbangkan pihak lain tentu mutlak dilakukan.

            Jika kita tidak memperhatikan sisi-sisi yang diuraikan diatas, maka potensi rusaknya keseimbangan dan keharmonisan seperti analogi layangan di atas, akan berdampak buruk, misalnya layangan bisa naik, akan tetapi berada dalam dalam posisi miring dan keadaan seperti itu memerlukan kepiawaian seorang pemain layangan. Bahkan dalam kondisi tidak dicapainya keseimbangan,layangan tidak bisa mengudara, meski hembusan angin cukup kencang.

            Keseimbangan dalam interaksi dengan sesama juga demikian, adanya saling dalam hubungan yang mutualisme mutlak ada, jika kita berharap interaksi tersebut terjalin sepanjang masa. Benar bahwa ajaran agama menuntut kita untuk melakukan sesuatu dengan keikhlasan, tanpa pamrih , tidak berharap pujian dan lain sebagainya, akan tetapi ajaran agama juga yang mengajarkan agar kita dapat bersikap baik dan mempunyai tata krama dalam menyikapi kebaikan dan keikhlasan dengan sikap saling memperhatikan atau pandai berterima kasih.

            Jika hal ini diabaikan, dapat mengancam tidak tercapainya keseimbangan dan interaksi yang baik dan harmonis, karenanya sering kita mendengar, melihat dan mengetahui, seseorang yang tadinya mempunyai hubungan sosial yang baik tiba-tiba merenggang bahkan ada yang berujung konflik.

            Saling menghargai dan menempatkan diri dalam posisi yang tepat juga perlu diperhatikan, tidak semena-mena, karena merasa punya power atau otoritas lebih sehingga leluasa bertindak dan mengabaikan komitmen. Jika angin terlalu kencang dan bingkai layangan terlalu lemah, potensi terjadinya patahnya bingkai layangan cukup besar, demikian juga sebaliknya jika angin yang akan mengantarkan layangan ke udara terlalu lemah, tarikan benang tidak mampu menghasilkan daya angkat yang memadai.

            Di dalam mengerjakan kegiatan keduniaan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat, keseimbangan juga diajarkan. Kejar duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan persiapkan akhiratmu seakan-akan kamu meninggal esok hari.

           Dengan keseimbangan, harmonisasi kehidupan akan menghasilkan irama yang menyejukkan, memberi kedamaian, kelestarian dan keabadian.

    Bahkan alam pun baru dapat bersahabat dengan kita jika keseimbangan ekosistem dapat kita ciptakan, apalagi hubungan dengan sesama, tanpa dilandasi keseimbangan, peluang untuk terjadinya kerusakan hubungan menghadang setiap saat. (FSY)

 

1 komentar: