Minggu, 21 November 2021

 

 

Wanita Alpha

Oleh ; Febri Satria Yazid

*pemerhati sosial

 

Wanita merupakan “motor” kehidupan,baik  sebagai seorang istri, ibu atau sebagai bagian dari masyarakat dalam sebuah komunitas, wanita haruslah cerdas, lincah  dan multitalenta, untuk mematahkan streotip yang menyimpulkan wanita itu lemah,hanya melaksanakan tugas domestik , tidak cerdas dan sebagainya.

Ada penelitian yang menyebutkan 60 persen kecerdasan  anak yang diperkirakan berasal dari warisan gen ibu. Kata ahli psikiatri dari Utrecht University Medical, Belanda, secara umum orangtua yang sangat cerdas akan menghasilkan anak yang cerdas pula. Dari penelitian tersebut jelas bahwa kecerdasan wanita menjadi penting dalam melahirkan dan menghadirkan generasi yang cerdas dan berkualitas.Setiap perempuan ternyata harus memiliki kecerdasan dan kepandaian demi anak-anak mereka.

Di  tengah  masyarakat  banyak kita   lihat wanita  tangguh yang mampu melakukan multi tasking ( tugas ganda ) yang  terampilan dalam mengerjakan beberapa aktivitas atau pekerjaan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Tidak banyak manusia yang mampu melakukan multitasking Hal ini dibuktikan dengan penelitian dari David Strayer dan Jason Watson pada tahun 2010. Berdasarkan hasil penelitian mereka, terungkap fakta bahwa hanya 2,5% dari populasi mampu melakukan beberapa hal dalam kurun waktu yang sama dengan baik.

Wanita yang multi talenta dan multitasking, dapat menjalankan  peran sebagai ibu, istri dan karirnya dengan hasil baik dan benar, kemampuannya dalam memanage waktu, tenaga dan pikiran sungguh menakjubkan . Bahkan wanita mampu menjalanlan peran sebagai single parent mengemban tanggung jawab yang berat karena harus berperan sebagai ibu dan  ayah sekaligus. Meski begitu, hal ini bukan hal yang mustahil. Hebatnya lagi, disela-sela waktu sebagai single parent , wanita multi talenta masih punya waktu untuk aktif dalam organisasi sosial dan organisasi kemayarakatan lainnya baik teknis dan nonteknis Allah SWT memberikan anugerah yang spesial kepada wanita dan seyogianyalah kaum laki-laki dukungan penuh ,jadi partner yang menyenangkan bagi wanita . Wanita seperti ini merupakan wanita alpha  . Alpha woman memiliki pesona yang menarik, percaya diri, cerdas dan independen.  Ia juga mampu mengatasi setiap permasalahan dalam hidup dengan sangat baik.

Tipe perempuan Alpha merupakan tipe yang sangat dikagumi oleh kaum adam. Ia sudah biasa mendapatkan pernyataan cinta dari mereka. Namun, bukan berarti ia akan mudah menerima pernyataan tersebut. Alpha Woman punya kriteria sendiri, ia akan memilih laki-laki yang sekiranya memenuhi kriteria yang sesuai, yang mempunyai karakter kuat dan berani.  Ia tahu mana yang terbaik untuk dirinya, sekalipun itu harus sendirian. Wanita salah satu hamba yang juga harus menjaga ketaatan pada Sang Penciptanya,menempatkan cinta dan ketaatannya  pada-Nya  di atas segalanya. Ketika Allah SWT  memberikan  semua  taklif  (  suatu tuntutan atau kewajiban yang terletak pada makhluk-makhluk Tuhan untuk meyakini dan berbuat sebagaimana ajaran yang telah diturunkan Allah SWT ) kepadanya, seperti menuntut ilmu, beribadah kepada  Sang  Khalik ,  yang  dia  katakan  adalah Sami’naa wa Atha’naa ( mendengar perintah dan bertaat kepada Allah SWT).

 Sebagai parter dalam kehidupan, Laki-laki mesti bangga jika dianugerahi Allah SWT, pasangan wanita alpha, bukan malah jadi posesif  dengan mengatur , membatasi serta melarang wanita dalam banyak kegiatan dalam kehidupan pasangannya dan pada akhirnya dapat merusak hubungan percintaan. Bersinergi dalam mengayuh biduk kehidupan tentu akan memberi hasil yang optimal dalam keluarga . ( FSY)

Sabtu, 13 November 2021

Berfikir Segmentalism

Oleh ; Febri Satria Yazid

·         Pemerhati sosial

Segmentalism dikategorikan sebagai penyakit berpikir yang telah ada sejak adanya peradaban manusia. Hadir pada setiap waktu, dimana-mana dan sepanjang perjalanan hidup pemimpin. Begitu ada masalah , pola pikir segmentalism ini langsung muncul , menimbulkan kekisruhan akibat masing-masing pihak yang terkait melalukan aksi saling melempar masalah dan berusaha keras menghindar dari tanngungjawab dengan menuding pihak lain yang menyebabkan terjadinya kegagalan dari suatu kegiatan, dan hal ini  terjadi pada semua lini masyarakat ,mulai dari keluarga, perusahaan, maupun dalam suatu negara. Saling menyalahkan ,berfikir sektoral ,menyebabkan langkah kurang padu . Paradigma yang mesti ditingalkan,bergeser pada pola berpikir menyeluruh , tidak tersekat-sekat dan terintegrasi. Kunci utamanya adalah kejernihan berpikir dan menghindari kehiruk pikukan yang bertujuan untuk melepaskan diri dari kesalahan ,lalu menyalahkan pihak lain. Penyakit berpikir ini juga terjadi pada peristiwa sebaliknya. Jika ada keberhasilan dan pencapaian yang menggembirakan, masing-masing tampil ke depan menyatakan pencapaian tersebut atas hasil kerja keras dirinya.

          Manusia memang mempunyai satu pikiran , tetapi pikiran manusia mempunyai dua karakter yang berbeda, yang senantiasa ‘bertarung’ dalam memenangkan pilihan dan putusan dari pikiran pada setiap persoalan hidup yang dihadapi. Berpikir sektoral versus berpikir menyeluruh, merupakan contoh nyata dari pertarungan dua karakter yang mempengaruhi pikiran dalam pengambilan keputusan. Bisa jadi penyakit berpikir segmentalism ini dipicu oleh keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan ditingkat yang lebih tinggi  yaitu  aktualisasi diri yang berada di  puncak tertinggi kebutuhan  manusia sesuai dengan teori Maslow , setelah memenuhi kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan. Untuk meraih kebutuhan aktualisasi diri inilah manusia menjadi sulit untuk mau berpikir menyeluruh, sehingga elit politik berkelahi, manager menekan bahawannya dan para akademisi didempitkan cara berpikirnya oleh spesialisasi ilmu yang dikuasainya.

          Tidak mudah memang mengajak pikiran berpikir dan bertindak bahwa pencapaian dan kegagalan suatu hal disebabkan oleh adanya kontribusi dari masing-masing pihak terkait, mempunyai spirit yang sama ,saling bekerjasama, pikiran dan fisik dihadirkan , semua mengerjakan semua sesuai kapasitas dan kapabilitas yang pada akhirnya melahirkan kebahagian batin dengan maju dan makmur bersama. Dengan demikian sesama manusia yang bekerja pada disiplin ilmu berbeda akan saling bagu membahu, maju , tanpa harus saling menyalahkan  ketika ada masalah atau berebut tampil ke depan saat sukses melaksanakan suatu pekerjaan.

          Banyak manfaat yang diperoleh jika kita mampu bersinergi ‘semua mengerjakan semuanya’ , selain mengajarkan kita untuk tulus dan ikhlas, menjauhkan kita dari kesombongan atas ilmu yang kita miliki dan menjadikan kita rendah hati , saling menghormati tanpa saling menjatuhkan, sekaligus menghindarkan diri dari hiruk pikuk. Menyelesaikan setiap pekerjaan dengan penuh ketenangan  dan pikiran jernih ( FSY)