Aktualisasi Diri
Oleh Febri Satria Yazid
· Pemerhati sosial
Proses untuk menjadi segala sesuatu yang seseorang mampu menjadi sesuatu menuju prestasi puncak merupakan sesuatu yang dipengaruhi banyak aspek dalam kehidupan. Banyak kita lihat seseorang gagal meraih sesuatu yang malah sudah di depan mata atau sesungguhnya secara hak telah dianugerahkan kepadanya tetapi tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya atau yang lebih ekstrim melepaskan sesuatu yang telah diraih yang tidak semua orang peroleh kesempatan tersebut disebabkan keterbatasan dirinya dalam memahami dan memaknai pentingnya meraih prestasi puncak dimana yang bersangkutan punya kesempatan untuk mewujudkan aktualisasi dirinya. Kebutuhan aktualisasi diri ini juga termasuk di dalam kelompok yang merupakan suatu kebutuhan yang akan ingin berkembang serta juga berubah yang mana individu tersebut ingin mengalami transformasi , kemudian menjadi lebih bermakna. Individu beraktualisasi ini memiliki/mempunyai suatu nilai seperti halnya kemandirian, kejujuran dalam menilai diri, totalitas dalam mewujudkan sesuatu, kesederhanaan, kesempurnaan, perasaan hidup, ,membutuhkan sedikit usaha dalam mengatasi keadaan terutama dalam menaklukan diri sendiri. Pengaruh keluarga di dalam pembentukan aktualisasi diri anak juga sangat berarti. Banyak faktor di dalam keluarga yang ikut berpengaruh di dalam proses perkembangan anak. Salah satu dari faktor dalam keluarga yang berperan penting di dalam pengaktualisasian diri ialah pada praktik pengasuhan anak. Lingkungan masyarakat juga berpengaruh terhadap upaya di dalam mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri bisa atau dapat dilakukan apabila lingkungan mengizinkannya. Lingkungan ini ialah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan serta perkembangan perilaku individu, baik itu lingkungan fisik atau lingkungan sosio-psikologis.
Menurut Maslow (1987) Pengertian aktualisasi diri ini ialah penggunaan serta pemanfaatan kapasitas, penuh bakat, potensi yang dipunyai oleh manusia untuk kemudian memenuhi kebutuhan diri tersebut. Menurut Schultz (1991) Pengertian aktualisasi diri ini ialah suatu kebutuhan individu di dalam mewujudkan dirinya yakni sebagai apa yang ada dalam kemampuannya atau juga kebutuhan individu di dalam menjadi apa saja menurut potensi yang dipunyainya. Ada banyak lagi pengertian tentang aktualisasi diri yang dikemukan oleh para ahli yang substansinya mirip tentang suatu proses dalam meraih prestasi puncak dalam kehidupan individu.
Beberapa bulan terakhir ini, saya mencermati bagaimana seseorang melihat peluang yang memberinya nilai tambah menuju puncak prestasi dan mengaktualisasikan dirinya. Ada yang ogah-ogahan menerima amanah yang telah diberikan kepada dirinya, ada yang melepaskan sesuatu yang telah diraihnya, ada yang melihat peluang dari situasi yang terjadi lalu memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan lingkungan memuji langkah berani yang dilakukannya dalam meraih puncak prestasi menuju aktualisasi diri, ada yang dengan seksama memonitor terus peluang dari keinginan yang mau dia raih dan akhirnya peluang itu datang menghampiri. Semua peristiwa yang saya saksikan memberi pembelajaran bagaimana menjemput peluang, bagaimana memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya melalui kemandirian sifat, keindahan perilaku,kejujuran pada diri, kebaikan, yang bersinergi dalam diri individu dalam memanfaatkan peluang menjadi nyata dengan tetap membutuhkan sedikit usaha dan kreatifitas, sebuah sikap yang diharapkan ada di orang yang ingin mewujudkan aktualisasi diri. Merupakan suatu kemampuan manusia melihat hidup itu lebih jernih, melihat hidup apa adanya dan juga bukan menurutkan keinginan yang logis dan membumi , tidak merupakan hal yang utopia. Kemampuan melihat secara lebih efisien, dan juga menilai dengan secara lebih tepat, manusiawi ternyata merembes pula ke banyak bidang kehidupan lainnya. Aktualisasi diri manusia tersebut dapat atau bisa digambarkan yakni sebagai relatif spontan pada perilaku serta jauh lebih spontan daripada di kehidupan batin, pikiran. Orang yang mengaktualisasikan diri kemudian akan mempunyai perasaan yang menyatu dengan alam. Ia akan merasa tidak terdapat suatu batas atau sekat antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang ini yang mampu untuk mengaktualisasikan diri terbebas dari adanya sekat berupa bahasa, agama, suku, keraguan, ketakutan,dan lain sebagainya. Mampu melihat realitas secara lebih efisien. Sikap ini kemudian akan membuat seseorang itu untuk mampu mengenali kecurangan, kepalsuan, kebohongan, yang dilakukan orang lain, juga mampu untuk menganalisis dengan secara kritis, logis serta juga mendalam terhadap segala fenomena alam serta kehidupan. Orang yang sudah atau telah mengaktualisasikan dirinya akan melihat orang lain seperti melihat dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan serta kelebihan. Sifat itu akan menghasilkan suatu sikap toleransi yang tinggi kepada orang lain serta juga kesabaran yang tinggi di dalam menerima diri sendiri maupun orang lain.Orang yang mengaktualisasikan dirinya dengan baik dan benar ditandai dengan segala bentuk tindakan, perilaku serta gagasannya dilakukan dengan secara spontan, wajar, serta kemudian tidak dibuat-buat. Orang yang mampu dalam mengaktualisasikan diri yakni dengan seluruh pikiran, gagasannya, serta juga perilakunya serta juga bukan didasarkan untuk kebaikan dirinya saja, namunjuga didasarkan terhadapatapa kebaikan serta juga kepentingan yang dibutuhkan oleh umat manusia. Orang yang sudah atau pun telah mencapai aktualisasi diri tersebut juga tidak menggantungkan diri di suatu lingkungan tertentu, ia bisa atau dapat melakukan apa saja juga di mana pun saja tanpa adanya pengaruh oleh lingkungan baik itu situasi serta juga kondisi disekitarnya. Orang yang mampu di dalam mengaktualisasikan diri tersebut mempunyai kecenderungan di dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Hubungan interpersonal ini tidak didasari oleh perasaan cinta, kasih sayang, serta juga kesabaran meski orang itu mungkin saja tidak cocok dengan perilaku masyarakat yang ada di sekelilingnya. Orang yang mampu di dalam mengaktualisasikan diri itu memiliki sifat demokratis. Sifat tersebut dimanifestasikan yakni dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain dengan berdasarkan golongan, suku, ras, etis, agama, partai, status sosial-ekonomi serta lain sebagainya.Perasaan ragu serta juga takut mengungkapkan potensi diri, sehingga kemudian potensinya tidak dapat atau bisa terus berkembang. Potensi diri, ini merupakna modal yang perlu untuk diketahui, digali serta juga untuk Budaya masyarakat yang tidak mensuport/mendukung upaya dalam aktualisasi potensi diri seseorang disebabakan karna perbedaan karakter. Pada kenyataannya, lingkungan masyarakat tersebut tidak sepenuhnya menunjang upaya dalam aktualisasi diri warganya.
Dari alam yang terbentang kita dapat belajar banyak tentang bagaimana menyikapi hidup, memahami pertarungan hidup yang terus berlangsung, mau bertarung dan gigih serta dengan kreatifitas yang tinggi dalam mencapai titik puncak pencapaian hidup ,meraih aktualisasi diri. Betapa banyak manusia yang gigih, berusaha memenuhi segala persyaratan agar raih aktualisasi diri gagal mewujudkannya , apatah lagi jika kita ogah-ogahan dalam meraih aktualisasi diri(fsy)